Sehatalami.co ~ Kesehatan mental adalah bagian penting dari sehat secara menyeluruh ( mind, body, and soul). Begitu pentingnya, kesehatan mental dapat mempengaruhi kesehatan tubuh, dan begitu sebaliknya. Ada banyak ketidaknyamanan tubuh yang disebabkan oleh gangguan mental.
Dalam konferensi pers Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2021, Rabu (6/10/2021), Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan dr Maxi Rein Rondonuwu, menyatakan bahwa selama pandemi masyarakat rentan mengalami gangguan kesehatan mental, yang antara lain ditandai dengan meningkatnya kecemasan, ketakutan, tekanan mental akibat isolasi, pembatasan jarak fisik, dan hubungan sosial, serta ketidakpastian.
Menurutnya, fakta-fakta tersebut, selama masa pandemi telah berdampak pada meningkatnya sekitar 9 persen gangguan mental masyarakat Indonesia. Di tengah usaha mengendalikan penyebaran Covid-19, katanya masyarakat juga dihadapkan pada masalah ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. “Hal-hal tersebut tentu berdampak terhadap terjadinya peningkatan masalah dan gangguan kesehatan jiwa di masyarakat,” jelasnya.
Hal lain yang menyebabkan masalah gangguan mental adalah adanya ketidakpastian lapangan pekerjaan. Ada banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan. Akibatnya, “terjadi suatu penurunan kemampuan orang untuk membayar akses layanan kesehatan karena banyak kegiatan pembatasan yang mengakibatkan dari sektor informal cukup banyak dari tenaga pekerja yang kehilangan pekerjaanya,” kata Direktur Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, dr Celestinus Eigya Munthe.
Akibatnya, Kemenkes memaparkan, selama pandemi angka kematian akibat bunuh diri yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit gangguan kesehatan jiwa, semakin hari semakin meningkat.
“Kita melihat bahwasanya ada peningkatan gangguan masalah kesehatan akibat depresi dan juga ansietas yang dalam penelitiannya membuat suatu gambaran sekitar 6 sampai dengan 9 persen,” papar dr Celestinus.
“Untuk depresi dan ansietas yang artinya terjadi juga suatu kecenderungan peningkatan akibat depresi dalam masalah bunuh diri,” tambahnya.
Berdasarkan data dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) terjadi peningkatan kasus depresi di Indonesia sebanyak 9 persen. Salah satu upaya yang dilakukan Kemenkes adalah dengan menyediakan layanan telekonseling gratis. “Kita melakukan upaya peningkatan konseling melalui telemedicine dan cukup banyak rumah sakit jiwa kita yang melayani layanan telemedicine ini secara gratis,” pungkas dr Celestinus.
Selain itu, Kemenkes juga menyediakan aplikasi ‘Sehat Jiwa’ yang sudah melayani sekitar 600 sesi konseling. “Dan juga kita mempunyai di kementrian aplikasi sehat jiwa yang juga sudah memberikan layanan, dalam catatan kita sekitar 600 konseling,” ucapnya. (SA)