Masa sebelum menopause (peri menopause) dan menopause biasanya diikuti oleh macam-macam keluhan: insomnia, sakit kepala, rasa panas di sekitar wajah (hot flushes), sesak napas atau napas terasa pendek, kesemutan, depresi, dan haid tidak teratur.
Sehatalami.co ~ Para pakar menyebut ratio estrogen dan progesteron yang mengalami ketidakseimbangan, sebagai biang keladinya. Bukan itu saja, perubahan ratio estrogen dan progesteron juga membuat kulit menjadi sangat sensitif terutama terhadap sinar matahari, sehingga merangsang produksi melanin.
Akibatnya, muncul bercak-bercak hitam, kulit berkurang kekenyalan dan kelembabannya. Asal tahu saja bahwa estrogen pada kulit berfungsi sebagai penyangga jaringan elastin dan kolagen yang terletak di bawah kulit. Terganggunya produksi estrogen akan terlihat pada kulit yang mulai mengendur, keriput, dan kering.
Di samping itu, pola makan tinggi gula, lemak, protein hewani, karbohidrat olahan (nasi putih, roti), dan makanan yang tidak alami dapat menyebabkan darah menjadi pekat, dan sirkulasi tidak lancar. Akibatnya makanan yang sampai ke kulit terhambat, kulit pun menjadi kering.
Memperhatikan sinyal tubuh di masa peri menopause
Sebetulnya gejala-gejala tersebut bisa dikurangi karena gejala menopause tidak terjadi pada saat menopause dimulai, melainkan jauh sebelum masa itu tiba. Masa peri-menopause dapat berlangsung selama 2 sampai 10 tahun, sampai masa menopause tiba. Demikian pendapat Rina Poerwadi pemegang Asia Pasific Diploma of Holistic Aromatherapy (APDHA) dan anggota National Association for Holistic Aromatherapy (NAHA-USA).
Karena itu penting untuk memperhatikan sinyal-sinyal dari tubuh yang selama ini mungkin kurang diperhatikan. Berat badan yang tidak stabil, menurunnya libido, berkurangnya lubrikasi vagina, rambut rontok, perubahan fisik, emosional, dan perubahan hormon dapat terjadi pada setiap perempuan pada masa tersebut. (bersambung).