Ketidakmampuan berinteraksi juga dapat menyebabkan Anda mudah marah, walaupun sekadar “digoda” oleh teman. Pengalaman traumatik atau pun kenangan pahit di masa lalu juga bisa memunculkan emosi marah pada diri seseorang. Lalu bagaimana sebaiknya mengelola potensi amarah?
Sehatalami.co ~ Marah merupakan bentuk emosi manusia yang normal dan sehat. Setiap orang pasti pernah marah, dengan berbagai alasan. Meskipun marah itu wajar dan sehat, jika tidak dikendalikan dengan tepat, dapat berubah bersifat merusak dan berpotensi menimbulkan masalah baru. Misalnya di lingkungan tempat kerja, keluarga, atau pun hubungan interpersonal.
Memang, kemarahan pada dasarnya merupakan suatu hal yang normal dan pasti pernah dialami oleh semua orang. Di satu sisi manusia memang harus melepaskan semua rasa marah yang ada di dalam dirinya, agar memperoleh kelegaan atau terlepas dari beban batin.
Namun di sisi lain, tentu saja, dituntut cara-cara yang tepat untuk mengungkapkan kemarahan tersebut. Kita harus mampu mengendalikan kemarahan sebelum kemarahan itu berbalik mengendalikan kita.
Dua kelompok pemicu kemarahan
Ada dua faktor yang menyebabkan seseorang menjadi marah, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal mencakup hal-hal yang datang dari luar diri kita. Contoh: Anda marah kepada pasangan (karena ingkar janji, misalnya), kepada bawahan (karena salah melaksanakan instruksi), atau kepada tetangga (karena menggosipkan Anda). Anda juga bisa menjadi marah karena terjebak macet, ketinggalan kereta-api, atau tertundanya jadwal penerbangan. (bersambung).