Anda khawatir sakit maag Anda kambuh jika berpuasa? Jangan khawatir. Simak tanya jawab dengan para ahli berikut ini, dan kenali jenis sakit maag apa yang Anda derita.
Sehatalami.co ~ Memasuki bulan Ramadhan sering beredar rumor-rumor yang menyesatkan, antara lain penderita maag dilarang berpuasa, karena penyakitnya akan menjadi makin parah. Benarkah demikian?
Sakit maag (dispepsia) adalahsalah satu gangguan pada saluran pencernaan, khususnya lambung. Biasanya, penderita akan merasakan gejala nyeri ulu hati, mual-muntah, rasa panas di dada, sebah, sendawa berlebihan, dan kurang nafsu makan. Gangguan ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain; pengeluaran asam lambung yang berlebihan, pertahanan dinding lambung yang lemah, dan infeksi helicobacter pylori.
Nah, agar sakit maag tidak kambuh atau semakin parah, mari simak beberapa tanya jawab berikut ini. Dengan demikian Anda bisa berlega hati mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah puasa.
Mitos 1: Penderita maag tidak boleh berpuasa.
Fakta: Tidak semua gangguan maag menjadi halangan untuk berpuasa, tergantung jenis dan parahnya penyakit. Ada dua jenis kelainan pada penyakit ini, yaitu maag fungisonal dan maag organik. Pada maag fungsional, lambung dan usus dua belas jari dalam keadaan normal, tetapi fungsinya terganggu.
Maag fungsional ini berhubungan erat dengan faktor psikis. Sedangkan pada maag organik terjadi kelainan anatomis, seperti luka pada lambung atau usus dua belas jari.
Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, menjelaskan bahwa puasa di bulan Ramadhan pada penderita maag fungsional justru lebih menyehatkan. Berbagai gaya hidup tidak sehat misalnya makan tidak teratur, mengkonsumsi makanan berminyak dan minuman bersoda, merokok, serta kebiasaan buruk lainnya menjadi lebih terkontrol selama berpuasa. Emosi juga lebih stabil, sehingga kemungkinan terserang gejala sakit maag menjadi berkurang.
Namun, penderita kelainan organik, khususnya penderita tukak lambung atau usus dua belas jari akut (sakit maag organik) sebaiknya tidak berpuasa karena cenderung menyebabkan terjadinya perdarahan. Dr Basuri, MGz, SpGK, dokter spesialis gizi dari Klinik Mutiara Gading mengatakan bahwa penderita maag harus mengukur kemampuan dirinya.
“Saran saya bagi penderita maag berat, cobalah berpuasa dan beradaptasi sampai sejauh mana bisa bertahan. Jika merasa tidak mampu, jangan memaksa diri, lebih baik konsultasikan ke dokter,” ujarnya.
Mitos 2: Maag sulit dikendalikan.
Fakta: Pada saat makan sahur, asam lambung meningkat untuk memproses makanan. Kemudian 6-8 jam berikutnya asam lambung akan meningkat kembali sebagai reaksi tubuh merekam kebiasaan sehari-hari dalam membentuk suatu siklus tubuh yang disebut bioritme.
Karena terbiasa makan siang, otomatis lambung akan memproduksi asam lambung pada sekitar pukul 12.00. Para penderita maag berat, biasanya mengendalikan keadaan ini dengan mengkonsumsi obat-obat maag yang dapat bekerja 12-24 jam, sehingga asam lambung tetap terkontrol selama berpuasa. (bersambung)