Vitamin C juga dapat berperan sebagai antihistamin alami. Histamin diproduksi oleh tubuh sebagai respons terhadap zat-zat yang dapat menimbulkan alergi.
Sejumlah penelitian juga telah membuktikan suplemen vitamin C dapat membantu mencegah dan meredakan serangan asma. Bagi penderita diabetes tipe 1, suplementasi vitamin C dapat mencegah komplikasi seperti gangguan penglihatan dan kolesterol.
Vitamin C perlu bagi perokok, karena nikotin menyebabkan kerusakan sel dan menghabiskan vitamin C dalam tubuh. Perlu juga bagi mereka yang pola makannya kurang baik, sedang dalam kondisi sangat lelah dan stres, minum alkohol, sering berada di area tinggi polusi, menderita penyakit infeksi berulang atau memiliki peningkatan risiko kanker.
Wanita yang sedang menggunakan pil antihamil, orang lanjut usia, wanita hamil, dan mereka yang mempunyai masalah gangguan penyerapan bisa memperoleh manfaat dari suplemen vitamin C.
Dosis pemanfaatan Vitamin C
Dosis umum untuk dewasa adalah 200 mg per hari, dari makanan dan suplemen. Dari satu gelas (225 ml) air jeruk peras segar saja sudah dapat memasok sekitar 120 mg vitamin C.
Untuk penyakit-penyakit spesifik (khususnya infeksi virus) perlu dosis tinggi, antara 1.000 – 6.000 mg per hari, bergantung pada kondisi penyakitnya.
Terapi dosis tinggi biasa dilakukan oleh dokter spesialis ortomolekuler. Menurut mereka, jumlah vitamin C yang dibutuhkan berhubungan dengan keparahan penyakitnya dan diberikan sampai batas toleransi usus.
Jika feses menjadi lembek, cukup dikurangi secara bertahap sampai bentuknya kembali normal. Berdasarkan penelitian, gejala mirip diare atau feses lembek adalah indikasi kecukupan tubuh akan vitamin C yang sebenarnya. Penelitian pada penderita kanker dan flu parah tidak menunjukkan tanda diare sampai asupan vitamin C mencapai 200 gram.
Dalam jumlah besar lebih mudah diserap dalam dosis @ 200 mg (dibagi menjadi beberapa kali sehari) dan dimakan bersama makanan. (bersambung).