Selain sama sekali tidak mengkonsumsi bahan makanan hewani, baik yang diperoleh dengan cara membunuh maupun tidak, pelaku diet fruktarian tidak dianjurkan menyantap hasil tanaman yang diperoleh dengan mematikan tanaman.
Keunggulan:
- Tak sulit untuk memulai dan menerapkan pola makan vegetarian, karena secara umum pola makan Asia, tak terkecuali Indonesia, kaya bahan nabati.
- Karena tinggi serat yang berasal dari bahan makanan nabati, pola makan vegetarian dapat mengikis risiko penyakit degeneratif, seperti penyakit jantung, kanker, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol berlebihan.
- Serat makanan dan zat fitokimiawi dalam sayuran dan buah membantu proses pencucian racun dalam tubuh, seperti food additives, pestisida.
Keterbatasan:
- Diperlukan pengetahuan gizi memadai, agar kombinasi makanan memberikan asupan gizi yang seimbang dan mencukupi.
- Bahan nabati, terutama padi-padian dan sayuran, banyak mengandung asam fitat. Jika asupan mineral terbatas, pelaku vegetarian rawan mengidap anemia, karena asam fitat akan mengikat zat besi dan mineral lain dalam makanan, membentuk garam fitat yang sulit diserap tubuh.
Saran: Tingginya kandungan asam fitat dan keterbatasan zat besi dalam makanan vegetarian hendaknya menjadi perhatian.
Untuk itu, santap beragam jenis kacang-kacangan (kacang merah, kacang hijau, kacang tolo, kedelai), aneka warna sekaligus aneka jenis sayuran (hijau-putih-ungu-jingga-merah, sayuran daun-buah-umbi-tunas/batang muda), tempe, tahu, biji-bijian (wijen, kenari, almon, kacang mete). (SA)