Kesemek di kembankan di banyak negara
Kesemek kemudian dikembangbiakkan pula di Jepang dengan nama kaki. Baik di Cina maupun di Jepang, keberadaan buah ini cukup penting. Mereka mengolah kaki menjadi manisan, selai, kue, jus, atau sebagai campuran salad buah dengan dressing yoghurt tawar.
Awal 1900-an, para petani di sana mulai memproduksi hoshigaki (kesemek kering) untuk dibuat puding, kue, atau sebagai topping sereal untuk sarapan.
Kini, Malaysia, Thailand, Selandia Baru, Australia, dan Israel ikut membudidayakan kesemek. Israel bahkan sudah mengimpor buah tersebut dengan nama sharon fruit.
Di Korea, kesemek matang yang difermentasi digunakan untuk membuat cuka yang disebut gamsikcho. Kulit kesemek pun dimanfaatkan karena mengandung fitokimia proantosianidin yang dapat melindungi sel terhadap kerusakan oksidasi.
Di Indonesia, kesemek dijuluki “apel jawa” (memang banyak dibudidayakan di Jawa Barat dan Jawa Timur). Penampilannya kemayu, karena memakai bedak.
Mengapa? Karena, setelah dipetik, kesemek terlebih dahulu diolesi air kapur dan diperam selama tiga hari, untuk menghilangkan rasa sepatnya. Nah, kapur yang melekat pada kulit luar kesemek itulah yang membuat kesemek berbedak. Sayangnya, di sini kesemek belum banyak peminatnya. (bersambung).