Insomnia adalah gangguan tidur yang secara teratur mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Singkatnya, individu dengan insomnia merasa sulit untuk tertidur atau tidur. Efeknya bisa sangat menghancurkan.
Gangguan tidur atau insomnia ini sudah menjadi masalah serius yang mendunia. Pengaruh kehidupan modern, gaya hidup sibuk, dan kelelahan pikir menjadikan waktu istirahat badan dan pikiran terabaikan, inilah beberapa kondisi yang diindikasikan sebagai penyebab insomnia alias sulit tidur. Insomnia ini adalah salah satu dari beragam ketidaknyaman tubuh lain seperti, maag, hipertensi, aotoimmune dan lainnya.
Insomnia juga telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit kronis. Menurut National Sleep Foundation, 30-40 persen orang dewasa Amerika melaporkan bahwa mereka memiliki gejala insomnia dalam 12 bulan terakhir, dan 10-15 persen orang dewasa mengklaim memiliki insomnia kronis.
Penelitian menyebutkan prevelensi insomnia di indonesia mencapai angka 28 juta orang dan tertinggi di Asia. Minimnya waktu istirahat tidur yang berkualitas.
Kemacetan, target pekerjaan, bahkan genggaman gadget yang memeluk kita setiap waktu menjadikan konsentrasi istirahat berkualitas masyarakat modern nyaris tidak didapatkan. Inilah antara lain penyebab mengapa insomnia mendera masyarakat milenia.
Baca juga : Rock Melon Terinfeksi Bakteri Listeria, yang Mematikan? Ini Dia Faktanya
Padahal jika kualitas tidur tidak didapatkan, hal ini bisa berakibat kantuk di siang hari, kelesuan, dan perasaan umum tidak sehat, baik secara mental dan fisik. Perubahan suasana hati, mudah tersinggung, dan kecemasan adalah gejala yang umum terjadi.
Selain itu insominia juga dikaitkan dengan menurunnya kemampuan dan kualitas konsentrasi individu ; mudah lupa, emosi tidak stabil, dan dalam jangka panjang akan berdampak pada depresi, cemas, dan bahkan bisa sakit jiwa,” ujar psikolog klinis Aurora Lumbantorun, saat kampanye ‘World Sleep Day’ tahun ini, di Jakarta, Senin (12/3).