Sebagai sember pangan, belimbing memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap seperti karbohidrat, gula, lemak, protein, kalsium, fosfor, vitamin B1, folat, seng, dan lain-lain.
Sehatalami.co ~ “Cah angon-cah angon, penekno belimbing kuwi, lunyu-lunyu penekno, kanggo mbasuh dododiro – Penggembala, tolong panjatlah pohon belimbing itu. Walaupun licin dan susah tetap panjatlah untuk mencuci pakaianmu ( Lir-ilir :tembang yang digunakan oleh Sunan Kalijaga untuk berdakwah menyebarkan agama Islam di Jawa – Wikipedia).
Bagi sebagian masyarakat Indonesia, penggalan syair lagu tembang Lir-ilir, tersebut sudah tidak asing. Ini membuktikan bahwa secara empiris belimbing (Averrhoa carambola) sudah popular di tengah masyarakat Indonesia sejak dahulu kala, dengan pemanfaatan yang beragam.
Ir. Yuli Widiastuti, MP dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Karanganyar Solo, Jawa Tengah membenarkan fakta empiris buah belimbing ini.
“Bahkan ada data yang menyebut bahwa belimbing sudah dibudidayakan di Demak sejak tahun 1800-an. Ini mengapa ada banyak varietas belimbing muncul dari kota Demak,” ujarnya.
Campuran Rasa Apel, Pir, dan Jeruk
Belimbing manis dikenal memiliki bentuk unik, seperti bintang persegi lima (star fruit), terutama jika dipotong secara horizontal. Lekak-lekuk buahnya juga terlihat eksotis jika dilihat dari penampangnya yang melintang.
Permukaan kulitnya tipis, licin dan mengkilat seperti lilin, dengan warna kulit yang indah bervariasi hijau kekuningan, kuning cerah, kuning kemerahan, dan hijau muda atau tua.
Citarasa belimbing matang renyah dan manis bervariasi sesuai dengan jenis dan macam varietasnya. Sebagian ahli kuliner mengaku cukup sulit membandingkannya dengan citarasa buah-buahan lain. (bersambung).