Penelitian tentang madu
Uji klinis sudah membuktikan madu dapat menjadi pilihan yang lebih baik bagi penderita diabetes dibandingkan gula. Madu perlu kadar insulin lebih rendah dibandingkan gula putih biasa. Kandungan fruktosanya menyebabkan madu tidak menaikkan kadar gula darah secepat gula putih.
Meski demikian, penderita diabetes tetap harus konsultasi dahulu dengan dokter sebelum menyertakan madu ke dalam pola makan mereka.
Sebagian dokter anak tidak menganjurkan pemberian madu kepada bayi dan anak-anak dibawah usia 1,5 tahun, karena diduga mengandung spora bakteri clostridium botulinum, yang dapat menyebabkan keracunan.
Spora bakteri ini tidak dapat berkembang dalam sistim pencernaan orang dewasa, tetapi dimungkinkan pada usus anak kecil yang sistim pencernaannya belum tumbuh sempurna. Tetapi kasus keracunan pada anak akibat madu jarang sekali terjadi apalagi jika yang diberikan adalah jenis madu yang 100 persen murni, alami, dan tidak dipasteurisasi.
Madu mentah yang tidak dipasteurisasi merupakan makanan bersih dan steril sehingga spora penyakit tidak dapat hidup di dalamnya. Pasteurisasi membuat madu selalu cair, tidak mudah menjadi kristal. Kebanyakan konsumen menyukai madu seperti ini sehingga jenis yang beredar di pasaran pun kebanyakan madu yang sudah dipasteurisasi.
Jika Anda ingin mengonsumsi madu untuk menjaga kesehatan, satu-dua sendok makan per hari. Boleh dikonsumsi dengan minuman seperti teh herba atau air jeruk nipis. (SA)