Terapi alami hipertensi
Lalu bagaimana, cara mengendalikan hipertensi secara alami? BOLEH JADI, seledri Apium graviolens merupakan herba yang paling populer untuk mengendalikan hipertensi. Berbeda dengan kumis kucing Othosiphon stamineus yang lebih dikenal sebagai obat “gempur batu”, untuk mengenyahkan batu dalam kandung kemih.
Padahal, menurut hasil penelitian terhadap 282 pasien hipertensi pria dan wanita berusia 25-70 tahun yang dilakukan di 10 kota besar di Indonesia, keduanya memiliki khasiat antihipertensi yang mujarab.
Baik seledri maupun kumis kucing terbukti dapat menurunkan tekanan darah tinggi secara nyata. Ada dua zat aktif dalam seledri yang berkhasiat antihipertensi, yakni apigenin dan manitol. Apigenin berfungsi sebagai beta-blocker, yang dapat menurunkan kecepatan pompa jantung dan aliran darah dari jantung. Manitol bersifat diuretika, memperbanyak pengeluaran urine. Efek diuretika juga dimiliki zak aktif dalam kumis kucing.
Sambiloto herba andalan untuk hipertensi
Si superpahit sambiloto Andrographis paniculata tercatat pula sebagai herba andalan untuk mengatasi hipertensi. Dalam salah satu edisi Chinese Medical Journal dan Journal of Tongji Medical University disebutkan sambiloto mampu mengatasi penyempitan pembuluh darah, yang mengakibatkan hipertensi.
Sambiloto mengandung zak aktif flavon yang bersifat antitrombosis (mencegah penggumpalan darah) dan trombolisis (menghancurkan gumpalan darah). Selain itu, sambiloto juga bersifat diuretik, karena kaya kalium tapi rendah natrium, sehingga membantu menyusutkan tekanan darah tinggi.
Meskipun diyakini dapat mengobati hipertensi, bawang putih Allium sativum ternyata mengandung zat aktif allisin yang hanya bersifat trombosis, mencegah penggumpalan darah. Dengan demikian, bawang putih diduga hanya efektif untuk mencegah hipertensi.
Jus buah mengkudu Morinda citrifolia mentah juga efektif menurunkan tekanan darah tinggi, berkat kandungan zat aktif xeronin. Agar manfaatnya optimum, jus buah mengkudu dianjurkan diminum 30 menit sebelum makan.
Jika diminum bersamaan atau segera setelah makan, asam lambung yang tengah berlimpah akan merusak enzim yang mampu membebaskan xeronin. Demikian anjuran Dr. Ralps M. Heinicke, orang yang pertama kali berhasil mengisolasi zat bioaktif xeronin dalam buah mengkudu. (SA)