Berkurangnya asupan kalori pada awal berpuasa menyebabkan gula darah menurun. Untuk menormalkannya kembali, tubuh akan mengambil simpanan glikogen dari liver untuk diubah menjadi gula dan energi. Persediaan ini hanya cukup untuk setengah hari. Setelah itu akan diambil glikogen dari otot yang menyebabkan tubuh lemas pada hari pertama dan kedua puasa.
Pada tahap ini, rasa lapar juga akan terasa kuat sekali, kecuali jika 3-4 hari sebelum puasa kita sudah membatasi asupan tinggi lemak dan tinggi gula. Jika persediaan glikogen masih tidak mencukupi, tubuh akan mulaiĀ mengambil protein dari otot sebelum beralih ke lemak.
Hal inilah yang sebaiknya dihindari, karena dapat menyebabkan kulit jadi kendur. Padahal penguraian protein dapat dikurangi jika disediakan buah-buahan segar sebagai sumber gula. Buah segar adalah makanan ideal selama berpuasa. Selain untuk alasan di atas, buah juga kaya dengan vitamin, mineral, enzim, serat, dan air yang membantu proses detoksifikasi.
Apa yang terjadi di hari ketiga puasa?
Pada hari ke-3, tubuh mulai menggunakan lemak. Lemak dapat diubah dan digunakan sebagai energi, tetapi tidak dapat diubah menjadi gula. Semua sel dapat memakai lemak, kecuali otak dan sistim saraf pusat yang hanya dapat menggunakan gula. Karena itu, untuk memasok gula pada otak, tubuh harus menguraikan lemak menjadi gliserol, yang dapat diubah menjadi gula. Bahayanya, proses ini akanĀ menghasilkan keton, yang jika berlebihan dapat menjadi racun bagi tubuh.
Puasa dengan buah akan membatasi produksi keton. Sebaliknya, makanan tinggi protein dan lemak tidak hanya menghasilkan keton berlebihan, tetapi juga tidak mengistirahatkan dan membersihkan saluran pencernaan dan organ-organ di sekitarnya.
Puasa meningkatkan pengeluaran racun dari usus besar, ginjal, empedu, saluran pernapasan, dan kulit. Proses ini akan menghasilkan buangan seperti lendir dari saluran pencernaan, pernapasan, sinus, atau dalam urine.
Menurut Haas, penuaan dini dan penyakit terjadi karena adanya sumbatan di dalam tubuh yang menyebabkan sel-sel kita tidak memperoleh cukup oksigen dan zat gizi, atau karena pembuangan kita tidak memadai. Puasa membantu kita mengurangi sumbatan tersebut, dengan memberi kesempatan lebih banyak pada sel-sel untuk membuang dan membersihkan zat-zat yang tidak berguna. (SA)