Bila kondisi ini tidak segera diperbaiki, sistem metabolisme menjadi tidak seimbang (antara lain ditandai dengan tidak normalnya kadar lemak dalam darah (LDL, HDL, trigliserida), gula darah, protein, dan komponen darah lain seperti jumlah hemoglobin, leukosit, dan trombosit. Gejalanya, antara lain berupa kolesterol tinggi, diabetes, tekanan darah tinggi (atau justru terlalu rendah), anemia, dan lain sebagainya,” jelas Dr Samuel.
Bayangkan kita menjadi truk penyuplai bensin yang terjebak macet. Suplai bensin ke agen menjadi terhambat, sehingga banyak kepentingan menjadi terganggu. Kira-kira, semacam itulah mekanisme yang terjadi bila metabolisme terganggu.
Tingginya kadar kolesterol, membuat organ tubuh (yang terdiri dari kumpulan milyaran sel) tidak memperoleh bahan bakar yang semestinya untuk bekerja dan berpotensi mengganggu fungsi kerja organ lainnya.
Menurut Dr Tan Shot Yen, dalam bukunya berjudul ”Saya Pilih Sehat dan Sembuh: Transformasi Paradigma Mengobati menjadi Menyembuhkan (Dian Rakyat, 2009), saat tubuh perlu energi dan kebingungan mencari stok karbohidrat, dalam keadaan ketosis pembakaran energi, yang mestinya menggunakan lemak cadangan, akan berlangsung lewat jalan pintas, mengambil apa saja yang ada.
Dalam keadaan kacau tersebut, tubuh menghasilkan zat bersifat ”racun” bernama keton. Akibatnya, tubuh bereaksi dengan mengeluarkan keton tersebut secara berlebihan melalui air seni. Proses ini membuat ginjal bekerja terlalu keras, dan bila terjadi terus menerus dapat membuat fungsinya terganggu.
Begitu juga bila kadar gula darah yang terlalu tinggi, dapat menciptakan radikal bebas yang menyebabkan kolesterol buruk (LDL) teroksidasi, sehingga menimbulkan endapan pada dinding pembuluh darah.
Kondisi ini menyebabkan timbulnya peradangan tersamar (silent inflammation). Secara fisik, peradangan tersamar ini memicu terbentuknya semacam enzim dalam tubuh yang memakan kolagen, zat elastis yang mempertahankan jaringan tetap kenyal. Gejala yang paling mudah diamati adalah kulit menjadi lebih cepat keriput dan mengalami penuaan dini.
Selain itu, peradangan tersamar juga memicu tercetusnya banyak penyakit, mulai dari gangguan jantung dan pembuluh darah, serta penyakit yang berhubungan dengan kekebalan tubuh (contohnya kanker dan autoimun).