“Dari kepustakaan, diketahui Sarang Semut digunakan sebagai obat luar untuk mengobati bengkak yang diidentifikasi sebagai tumor. Sedangkan tumor bisa jinak dan ganas. Tumor ganas adalah kanker. Untuk mendiagnosis kanker, tidak bisa dengan perkiraan. “
Penggunaan Sarang Semut sebagai obat kanker perlu penelitian lebih jauh, tidak hanya dari pandangan empiris. Hasil penelitian yang tertuang dalam kepustakaan untuk Sarang Semut masih sangat minim. Perlu pembuktian yang sahih (evidence based herbal medicine) sehingga kelak penyembuhan dengan herbal Sarang Semut berdasarkan hasil penelitian yang ada, bukan hanya dari hasil secara empiris.
Perjalanan panjang Sarang Semut
Agar diakui sebagai obat, Sarang Semut harus melewati berbagai penelitian yang makan waktu bertahun-tahun. Selain bisa dibuktikan secara empiris – WHO menentukan bahwa suatu tanaman diakui sebagai tanaman obat jika telah digunakan dan khasiatnya telah dibuktikan selama 3 generasi – perlu ditentukan pula secara medis toksisitas akut, subakut dan kronis, dosis pengobatan, jarak batas aman antara dosis pengobatan dan dosis toksik (LD50), zat aktif yang berperan, khasiatnya pada hewan, dll. Demikian pendapat Dr. Setiawan.
Namun diakui oleh Dr. Setiawan bahwa keunggulan Sarang Semut sudah digunakan oleh masyarakat lokal dari berbagai negara untuk pengobatan, dan penelitian awal sudah dilakukan secara terbatas. Kekurangannya, tidak jelas spesies Sarang Semut yang mana yang sebaiknya digunakan, serta minimnya hasil penelitian yang dipublikasikan.
Nasehat Dr. Setiawan Dalimartha, “Sebaiknya mengambil sikap menunggu perkembangan lebih lanjut. Berbagai penelitian masih harus dilakukan. (SA)