Senyawa-senyawa tersebut adalah antioksidan kuat – beberapa kali lebih kuat daripada vitamin C dan E – yang memberikan efek menurunkan risiko beberapa jenis kanker dan penyakit kardiovaskuler. Tanaman ini terbukti secara empiris juga berkhasiat mengobati diare, menghentikan perdarahan, dan wasir.
Selain itu Dr. Ir. M. Ahkam juga melihat adanya penghambatan aktivitas enzim xanthine oxidase yang berkhasiat menurunkan asam urat dan memperbaiki fungsi ginjal. Ia melihat adanya kemungkinan masih ada zat aktif lain yang belum terungkap.
Seorang herbalis, Hendro Saputro, telah meneliti Sarang Semut sejak tahun 2001 (natura, Juni 2006). Hendro telah mencobakan manfaat obat Sarang Semut pada dirinya sendiri untuk menyembuhkan sakit tulang punggung yang telah dideritanya selama bertahun-tahun.
Kemudian ia meneliti tanaman itu di laboratorium Sucofindo dengan hasil tak ada senyawa atau polutan yang berbahaya bagi tubuh. Kini ia bekerja sama dengan LIPI untuk penelitian uji toksisitas dan senyawa-senyawa aktif Sarang Semut.
Uji secara empiris meyakinkan Hendro bahwa Sarang Semut bermanfaat menyembuhkan sakit tulang belakang, wasir, TBC paru-paru, kanker otak, kanker rahim, prostat, mempercepat pemulihan ibu melahirkan, memperbanyak ASI dll. Semua penyakit atau kondisi tersebut telah diuji coba secara empiris oleh Hendro selama 5 tahun. Sarang Semut dalam buku Tumbuhan Berguna Indonesia karangan K. Heyne disebut “Rumah Semut”.
Menurut Dr. Setiawan Dalimartha, adanya kandungan flavonoid dan vitamin E yang bekerja sebagai antioksidan dalam Sarang Semut, tidak cukup untuk memusnahkan sel-sel kanker yang sudah berkembang. Perlu dicari, apakah ada zat aktif lain dalam tanaman itu yang mampu menghambat pertumbuhan atau mematikan sel-sel kanker.
“Spesies dan varitas Sarang Semut sangat banyak, perlu pemilahan oleh seorang ahli taxonomi tanaman agar tidak terjadi kesalahan dalam menentukan Sarang Semut yang berkhasiat dan digunakan oleh penduduk dari berbagai negara,” demikian pendapat Dr. Setiawan Dalimartha. (bersambung).