Semua jenis stroberi yang kita kenal saat ini dikembangkan dari stroberi liar Eropa (Fragaria vesca). Karena banyak tumbuh liar di Pegunungan Alpen, jenis stroberi ini dinamakan juga stroberi Alpen.
Buahnya kecil-kecil, panjangnya hanya 1 cm. Warna merahnya agak gelap kehitaman, bukan merah tajam seperti stroberi yang kita kenal sekarang.
Kandungan senyawa berkhasiat
Warna merah pada stroberi menunjukkan jika stroberi mengandung pigmen warna antosianin, yaitu senyawa flavonoid yang merupakan ikatan polifenol dan memiliki aktivitas sebagai antioksidan.
Selain itu, juga mampu menyusutkan kadar kolesterol jahat LDL, mencegah penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), sehingga mengurangi risiko serangan stroke dan jantung koroner, serta melumpuhkan bibit kanker.
Selain itu seperti halnya jeruk orange, stroberi juga kaya asam folat yang berkhasiat menghancurkan homosistein, suatu asam amino dalam darah yang dapat mengentalkan darah. Rajin menyantap stroberi membantu menurunkan kadar homosistein.
Manfaat sehat stroberi selain mengurangi risiko stroke dan serangan jantung, juga menyegarkan kembali kemampuan seksual pria. Folat dalam stroberi membantu tubuh menguras homosistein, sehingga aliran darah kaya zat gizi dan oksigen segar dapat mencapai ujung-ujung saraf organ seks.
Makan 8 buah stroberi memberikan asupan vitamin C 98 mg, 160 persen dari anjuran kecukupan harian. Padahal, sebuah jeruk hanya mengandung 60 mg vitamin C. (bersambung).