Karena manfaat yang dsebutkan, banyak produk ‘kesehatan’ saat ini dihubungkan dengan teh hijau. Namun, ada bukti terbatas yang menyatakan bahwa produk ini efektif. Jika Anda berharap untuk menggunakan teh hijau untuk tujuan pengobatan, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda terlebih dahulu.
Teh hijau memang memiliki manfaat kesehatan lebih dari teh hitam yang dapat dikaitkan dengan kurangnya pemrosesan. Teh hijau lebih tinggi mengandung polifenol pelindung. Polifenol utama dalam teh hijau adalah flavonoid, yang paling aktif adalah katekin dan epigallocatechin gallate (EGCG) yang berfungsi sebagai antioksidan kuat.
Antioksidan diketahui melindungi tubuh terhadap penyakit dan merupakan bagian penting dari diet sehat. Antioksidan dapat ditemukan dalam berbagai buah-buahan, sayuran, dan makanan lain yang tidak diproses. Sebagai bagian dari diet seimbang, teh hijau bisa menjadi sumber antioksidan yang baik.
Prof. Shimamura Tadakatsu dari Universitas Showa yang banyak meneliti komposisi kimia teh mengatakan, teh dikenal di Inggris sejak pertengahan abad ke-19, ketika epidemi kolera menyerang. Masyarakat Jepang, biasa mengonsumsi teh hijau saat makan sushi (ikan mentah), berfungsi sebagai antibakteri.
Itaro Oguni dari Universitas Shizuoka menemukan fakta bahwa penduduk Shizuoka yang gemar minum teh hijau, jarang terserang kanker lambung dibanding orang Jepang yang tinggal di provinsi lain, yang tidak memiliki kebiasakan minum teh hijau. Zat penting yang ditemukan Itaro dalam tanin teh hijau adalah epigallocatechin-galat.