Kreativitas juga bisa muncul dari kegiatan berangan-angan ini, karena dengan mudahnya – secara mental – kita bisa berpindah dari tema yang satu ke tema yang lain, bahkan memindahkan diri kita dari satu masa ke masa yang lain. Dengan begitu, apakah berangan-angan menjadi sesuatu yang positif?
Sehatalami.co ~ Boleh jadi semua, termasuk Anda pernah berkhayal atau berangan-angan. Bahkan mungkin sering. Tak perlu malu mengakuinya, karena Anda tidak sendiri. Hasil penelitian para psikolog dan neurolog menemukan bahwa kita menghabiskan 15-50% waktu kita saat terjaga dengan berkhayal atau berangan-angan.
Berangan-angan, berkhayal, bermimpi di siang bolong, atau daydreaming dalam bahasa Inggris, adalah beberapa kata yang maknanya hampir sama. Yaitu, aktivitas yang kita lakukan dengan cara membayangkan sesuatu yang berbeda dengan yang terjadi saat ini, bahkan mungkin jauh lebih tinggi, karena dalam “dunia angan-angan” tak pernah ada sesuatu yang disebut berlebihan, terlalu tinggi, muluk, bahkan tidak mungkin. Dunia angan-angan adalah tempat yang bebas hambatan!
Angan-angan berlebihan
Meski begitu, ternyata angan-angan yang berlebihan – misalnya menjadi pahlawan penyelamat sebuah kota, atau bertemu dan menikah dengan pangeran berwajah tampan dan baik hati serta kaya raya – berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jerome Singer, seorang profesor di bidang psikologi dari Yale University, yang kemudian dituliskan dalam bukunya The Inner World of Daydreaming, sangat jarang dilakukan orang.
“Kebanyakan, angan-angan kita berhubungan dengan kecemasan atas hal-hal yang akan segera terjadi dalam kehidupan sehari-hari, rencana-rencana yang manusiawi untuk masa depan, hal-hal yang menjadi perhatian kita, atau hubungan dengan orang terdekat,” demikian pendapat Singer. (bersambung).