Kardus berdebu
Lelaki itu juga menemukan kardus berdebu tipis di dekatnya yang berisi helm, pelindung sendi dan botol minum yang dulu digunakan. Perhatiannya kembali tertuju pada sepeda anaknya. Rantai sepeda itu terlihat sebagian berminyak mengkilap, bagian lain berdebu tanpa sentuhan pelumas.
Memang anaknya dulu berpesan pada orang rumah untuk selalu meminyaki rantai sepedanya bersamaan waktunya dengan sepeda operasional rumah. Kerinduan pada anaknya menginspirasi lelaki itu untuk membawa sepeda tersebut keluar dan membersihkannya lebih rinci, sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Karena letaknya terjepit diantara beberapa benda lain maka dia perlu menggesernya dulu sebelum dapat mengambil sepeda tersebut.
“Pantas saja minyaknya tidak rata, bagaimana tidak, buat mencapainya perlu usaha,” pikirnya sambil menetralkan pikiran kecewanya. Merasa bahwa area sudah cukup untuk mengeluarkan sepeda, maka lelaki itu menjulurkan kedua lengannya untuk memegang stang sepeda dan mulai menariknya. Tetapi sepeda itu tak dapat bergeser. Rupanya engsel remnya terkunci oleh karat dan kekeringan yang terbentuk disana.
Setelah meminyaki dan mencoba menggerakkan terus, walaupun awalnya berat dan membunyikan derit yang jauh dari merdu, akhirnya masalah rem dapat diatasi. Masalah tidak berhenti disitu. Stang sepeda, pedal, per sadel bahkan poros roda juga sulit digerakkan. Perlu proses agak lama sebelum sepeda itu dapat digerakkan penuh, tapi ada satu yang tidak dapat diperbaiki yaitu ban sepeda yang sudah kaku dan pecah-pecah. Ban sepeda itu harus diganti.
Sepeda anaknya jauh lebih bagus dari sepeda operasional, tapi sekarang untuk dikeluarkan dari gudang saja perlu usaha macam-macam. Lelaki itu berpikir, tidak apa, kan ini dapat dipakai bahan cerita untuk menunjukkan betapa ia menyayangi anaknya.