3. Makanan
Konsumsi makanan alami (sayur, buah-buahan, sumber protein hewani) yang warnanya sesuai dengan kebutuhan. Misalnya, konsumsi temu lawak (warna oranye) untuk meningkatkan nafsu makan; daging merah, hati ayam atau sapi (warna merah) untuk mengatasi anemia dan tekanan darah rendah; atau sayuran berwarna hijau untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
4. Pakaian
Menurut Gitta, cara terbaik untuk mengenali kebutuhan warna dalam tubuh kita adalah dengan cara memilih baju di pagi hari, usai bangun tidur. “Warna baju yang pertama kali terlintas di benak adalah warna energi yang sedang kita butuhkan,” tutur Gitta. Jadi, jika ingin mempraktikkan terapi warna, sebaiknya kita tidak mempersiapkan baju sejak malam hari.
5. Dekorasi
Gitta menyarankan, rumah sebaiknya dicat dengan warna putih, karena putih bersifat netral. “Jika ingin bermain-main dengan warna, lakukan hanya pada sebagian dinding atau dekorasinya (bantal-bantal, seprai, hiasan, dll) saja, jangan semuanya. Hal ini untuk menghindari efek akibat kelebihan warna tertentu,” tutur Gitta.
6. Visualisasi
Cara ini bisa dilakukan di mana pun dan dalam keadaan apa pun. Dalam keadaan tenang dan konsentrasi, bayangkan tubuh kita diselimuti oleh cahaya biru. Perlahan-lahan, cahaya tersebut masuk ke dalam tubuh. Hentikan visualisasi setelah merasa cukup.
7. Berjemur
Cahaya matahari memiliki spektrum warna pelangi yang sangat penting dalam mengatur “jam biologis” maupun produksi hormon. Oleh sebab itu terapi sinar matahari baik digunakan untuk mengatasi gangguan insomnia. Lakukan selama 10-15 menit sebelum pukul 08.00 pagi.
Yang perlu diingat dalam kasus penyakit tertentu, terapi warna tidak bisa berjalan sendiri. Apalagi untuk penyakit yang harus cepat ditangani (membutuhkan tindakan invasif, Red.). Dalam hal ini, terapi warna lebih bersifat sebagai pelengkap. (SA)