Ada hubungan depresi dengan kanker
Bahkan sebuah penelitian lain yang dilakukan oleh The National Institute on Aging terhadap sekitar 4.800 orang berusia di atas 71 tahun. Mereka juga menemukan bahwa orang-orang yang mengalami depresi kronis, paling tidak selama 6 tahun terus-menerus, memiliki risiko 88 persen lebih besar menderita kanker pada 4 tahun ke depan.
Para peneliti menduga bahwa depresilah yang mengakibatkan rusaknya T-cell dan bagian tubuh lain yang dapat membantu melawan penyakit. Inilah yang menjadi pencetus penyakit kanker. Tak hanya kanker, depresi juga dipercaya menjadi sumber penyakit diabetes, serangan jantung, dan asma.
Stres yang teratasi mambantu mendewasakan
Tidak hanya itu, menurut Drs H.D. Bastaman, MPsi, semua pikiran negatif sudah pasti bisa memberikan efek yang negatif terhadap diri kita. Bahkan, bukan hanya pikiran, tapi juga perasaan, niat, dan bahkan tingkah laku, sehingga mendatangkan gangguan yang bersifat negatif.
“Intinya, kalau kita menanam benih, memelihara dan mengembangkan hal-hal negatif, nanti buahnya juga akan negatif. Dan, bahkan mungkin lebih banyak dari benih yang kita tanam,” katanya.
Bastaman memberi contoh, ketika kita sombong, yaitu ketika kita melihat orang lain lebih rendah dari diri kita sendiri, maka kita akan dibenci oleh lingkungan, tidak punya teman, dan akhirnya merasa kesepian, serta tidak tenteram. Jadi, efek negatifnya akan meluas, bukan hanya mengenai orang lain, tapi juga mengenai diri sendiri. (bersambung).