- Otak kita menafsirkan rasa marah, takut, dan stres sebagai gangguan, yang kemudian menimbulkan reaksi pada sistem kekebalan tubuh.
- Intinya, kalau kita menanam benih, memelihara dan mengembangkan hal-hal negatif, nanti buahnya juga akan negatif. Dan, bahkan mungkin lebih banyak dari benih yang kita tanam.
Sehatalami.co ~ Don Colbert, penulis buku The Deadly Killer, menyatakan bahwa orang yang tidak dapat mengendalikan stres emosional berisiko mengalami kematian 40 persen lebih tinggi dibanding mereka yang tidak mengalami stres.
Sementara, Cohen dan Gail M. Williamson, dua orang psikolog dari University of Georgia di Athens, Amerika, menemukan bahwa orang-orang yang kehidupannya penuh tekanan atau tinggal dalam keluarga yang sulit keadaannya, mengalami lebih banyak gejala infeksi saluran pernafasan atas, seperti demam dan influenza. Mereka juga lebih sering mengunjungi dokter karena masalah kesehatan ini dibandingkan dengan orang lain.
Anda dan saya tentu bertanya-tanya, bagaimana bisa pikiran atau perasaan bisa menimbulkan penyakit pada tubuh kita? Menjawab pertanyaan ini, Cohen dan Williamson menyampaikan bahwa emosi negatif mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Stres mempengaruhi sistem imun tubuh
Dr Candace Pert, seorang ahli tentang stres dari Amerika Serikat pun sepaham dengan hal ini. Pert mengatakan bahwa otak kita menafsirkan rasa marah, takut, dan stres sebagai gangguan, yang kemudian menimbulkan reaksi pada sistem kekebalan tubuh.
Menurut Pert, saat kita merasa tertekan, otak akan memerintahkan tubuh untuk melepaskan adrenalin, yang bertugas mengatasi stres. Bila hormon stres yang dilepaskan terlalu banyak akibat emosi negatif yang berlebihan, maka tubuh akan melepaskan hormon kortisol untuk menetralkannya.
Nah, peningkatan kadar kortisol inilah yang pada akhirnya menyebabkan gangguan metabolisme, dengan gejala seperti kegemukan, diabetes, hipertensi, serangan jantung, kerapuhan tulang, penurunan daya ingat, dan gangguan sistem kekebalan tubuh. (bersambung).