Margaret Rucker, seorang psikolog dari University of California, dalam penelitian-penelitiannya menyatakan bahwa lelaki lebih peduli pada harga/nilai suatu hadiah yang mereka berikan atau terima, sedangkan wanita lebih melibatkan emosi dalam hal memberi dan menerima hadiah.
Perbedaan pandangan terhadap pemberian telah ada sejak kanak-kanak. Para peneliti dari Loyola University di Chicago meneliti anak-anak lelaki dan perempuan usia 3 sampai 4 tahun.
Untuk memberikan hadiah kepada seorang teman yang berulang tahun, anak-anak perempuan akan mencarinya sendiri di toko bersama ibunya, memilih dan membungkus hadiah tersebut.
Sedangkan anak-anak lelaki tidak peduli, mereka menyerahkan pengadaan hadiah kepada ibunya. Diajak membeli hadiah pun, umumnya anak-anak lelaki menolak, terserah ibu saja.
Berikan yang mereka butuhkan
Apakah Anda harus memberikan barang yang Anda sukai? Rasanya tidak masuk akal. Biasanya kita memberikan barang-barang yang telah tidak kita sukai, yang telah membosankan.
Benar? Masalahnya, kita khawatir pada suatu hari kita membutuhkan benda-benda itu. Atau, kita hanya memiliki satu buah saja, dan itu harus diberikan kepada orang lain.
Tahukah Anda bahwa dari sisi agama, memberikan barang-barang yang masih kita sukai (dan dalam keadaan masih baik) nilainya lebih tinggi di mata Tuhan? Agaknya Tuhan ingin mengajarkan agar kita belajar bermurah hati. (bersambung).