Selain waktu, rutinitas kehidupan sehari-hari bisa memperparah kehilangan memori. Melakukan tugas-tugas yang sama secara rutin mengganggu kemampuan memori kita. Anda mungkin bisa dengan mudah mengingat apa yang dilakukan di kantor pada hari Senin jika selama sisa minggu tersebut Anda pergi berlibur ke Bali. Tapi jika dari Senin hingga Jumat Anda cuma ngantor setiap hari, akan sulit bagi Anda mengingat aktivitas Anda pada hari Senin.
Bagaimana mengatasinya?
Menurut berbagai hasil penelitian, kita bisa memanggil kembali informasi yang “hilang” dengan membuat cue (orang Belanda menyebutnya ezelsbruggetje, atau jembatan untuk keledai) yaitu petunjuk atau isyarat yang mengingatkan kita pada kejadian tertentu. Cue harus dibuat secara sadar ketika menyimpan peristiwa atau informasi tertentu.
Misalnya, Anda lupa siapa Shinta. Tapi kalau diingatkan bahwa Anda bertemu dengannya saat rapat POM di sekolah anak Anda, mungkin Anda akan lebih mudah mengingat identitas Shinta. Rapat POM bisa dijadikan cue untuk mengingatkan Anda pada Shinta.
Pikiran tajam pun bisa lupa
Yang membesarkan hati adalah bahwa orang yang daya pikirnya tajam pun pernah kehilangan barang. Menurut Schacter, Anda “kehilangan” kunci atau kacamata karena untuk hal-hal yang remeh seperti itu tidak ada upaya khusus untuk membuat petunjuk atau cue agar peristiwa itu mudah diingat.
Misalnya, secara tidak sadar Anda meninggalkan kacamata di sofa tempat Anda membaca buku. Anda tidak bisa menemukannya karena saat menaruh kacamata di sofa Anda tidak merasa perlu membuat cue. (bersambung).