Penelitian di Cambridge University yang dilakukan pada para pekerja malam (yang pada jam tersebut masih terjaga) menunjukkan umur sel mereka lebih tua dibanding umur kalender.
Sehatalami.co ~ Selain aktivitas gelombang otak, dalam fase tidur berlangsung aktivitas hormonal yang memungkinkan sistem tubuh bekerja secara sinergi dan menjadikan tidur sangat bermanfaat bagi penyembuhan dan peremajaan diri, demikian penjelasan dokter ahli naturopati, Dr Amarullah H. Siregar, DIHom, DNMed, PhD pada suatu wawancara.
Alam semesta telah mengatur cara kerja sistem hormon kita secara harmonis. Berdasarkan jam biologis tubuh, orang dewasa dengan aktivitas normal, saat matahari mulai tenggelam dan dengan munculnya gelap, tubuh akan memicu produksi hormon melatonin. Fungsi hormon yang dijuluki hormon tidur ini sebenarnya untuk mengantar kita masuk ke fase relaks.
Setelah sekitar 3 jam melatonin beraksi, ia lalu menggertak sekresi serotonin, yaitu neurotransmitter yang kian memantapkan perjalanan kita menuju alam tidur. Serotonin mulai memunculkan rasa kantuk pada jam 22 hingga hampir tengah malam.
Efek lain serotonin adalah melindungi sel-sel saraf agar tidak terprovokasi oleh hormon kortisol yang dikenal sebagai hormon stres. Bisa dipahami jika orang yang kurang tidur pada malam hari, menjadi uring-uringan karena meningkatnya hormon kortisol tanpa ada peredamnya.
Seretonin juga berdampak meningkatkan sensitivitas hormon insulin (hormon yang bertanggungjawab pada metabolisme gula darah). Seperti dirigen dalam sebuah orkestra, insulin berdampak pada meningkatnya risiko obesitas, peluang mendapatkan diabetes, membumbungnya kadar kolesterol dan tekanan darah, serta munculnya gangguan fungsi ginjal, jantung dan sebagainya..
Idealnya sebelum tengah malam kita sudah berada di tempat tidur karena setelah seretonin keluar, lambat namun pasti, tidur kita semakin dalam yang puncaknya akan tercapai pada pukul 2-4 pagi saat diproduksi human growth hormone (HGH).
Hormon pertumbuhan ini pada orang dewasa lebih berperan penting dalam menggantikan sel-sel yang aus atau meremajakan sel. Penelitian mutakhir sudah mampu menguak lebih detail bagian HGH yang paling poten dalam proses regenerasi sel, yaitu komponen IGFB3 (insuline growth factor binding 3) yang mampu meregenerasi lebih banyak sel sekaligus.
Penelitian di Cambridge University yang dilakukan pada para pekerja malam (yang pada jam tersebut masih terjaga) menunjukkan umur sel mereka lebih tua dibanding umur kalender.
Sebaliknya apa yang terjadi jika porsi tidur seseorang berlebihan, sebagaimana kasus hipersomnia yang kini makin banyak terjadi?