- Olahraga berintensitas tinggi berbahaya bagi tubuh karena tubuh menerima stres sampai mendekati batas maksimum. Namun, bukan berarti hal ini tidak boleh dilakukan.
- Boleh dilakukan asal dengan persiapan yang baik. Misal pada saat latihan tubuh sudah diprogram dalam latihan secara sistematis dan terukur untuk beradaptasi terhadap stress latihan akibat intensitas tinggi. Lalu apa manfaat olahraga dan bagaimana cara mendapatkan manfaat sehatnya?
Sehatalami.co ~ Kesadaran hidup sehat secara alami semakin baik. Artinya setiap orang semakin sadar pentingnya menjaga tubuh tetap sehat. Hal ini antara lain ditandai dengan semakin banyaknya kegiatan olahraga yang diikuti oleh masyarakat. Ada kelas yoga, pilates, dan komunitas lari juga tumbuh di banyak kota. Belum lagi klub-klub senam dan aerobic, tak terhitung jumlahnya.
Kegiatan olahraga menjadi kunci bagi tingkat kesehatan seseorang. Dengan tubuh yang sehat, setiap individu dapat bekerja dengan optimal, sehingga hasil yang dicapai juga dapat maksimal. Ada ungkapan, untuk apa harta dikejar, jika tidak bisa menikmati karena tubuh sakit-sakitan.
Persoalannya, banyak kegiatan olahraga tidak didasari oleh pengetahuan yang tepat tentang olahraga dan manfaat sehatnya. Ini mengapa ada banyak individu yang menjalankan olahraga secara rutin, tetapi di sisi lain belum bisa menjaga pola makan.
Banyak yang belum menyadari bahwa olahraga saja tidak cukup untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Perlu didukung juga oleh gaya hidup sehat lain seperti menjaga makanan, menjaga pola tidur atau istirahat yang cukup, serta pikiran dan perasaan yang positif. Keselaran antara ketiganya, yaitu olahraga, pola makan yang sehat, pikiran dan perasaan positif ini menurut berbagai penelitian dapat membuat kesehatan seseorang meningkat.
Olahraga pun ada aturannya. Aktivitas fisik ini pertama harus dilakukan secara teratur dan terencana, sehingga berkontribusi pada pengeluaran kalori/energi yang seimbang dengan nutrisi yang masuk. Olahraga yang baik, teratur, dan terukur inilah yang bisa memberi manfaat sehat dan dapat mengembalaikan fungsi organ tubuh secara optimal.
Perlu mengukur intensitas saat olahraga
Menurut Dosen Universitas Negeri Surabaya, Donny Ardy Kusuma, SPd, MKes, sebagaimana dikutip oleh kompas.com (13/11/17), setiap individu yang melakukan aktivitas olahraga perlu mengukur intensitasnya. Ia mencontohkan intensitas olahraga tinggi. “Intensitas dalam olahraga lari dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, berapa lama berlarinya dan seberapa jauh. Kedua, seberapa cepat dalam berlari,” kata Donny.
“Batasannya dapat dilihat sesuai dengan definisi dari intensitasnya, misalnya mau menggunakan jarak berlari sebagai pembagian intensitasnya atau bisa juga dengan heart rate (detak jantung),”katanya menambahkan.
Untuk mengetahui intensitas, masyarakat bisa melihat denyut jantung saat berolahraga, yakni 60-80 persen dari denyut jantung maksimal. Itu mengapa, membawa alat untuk mengukur denyut jantung saat olahraga menjadi penting. Hal ini bisa diterapkan pada semua jenis olahraga untuk mendapatkan kesehatan. Sebab, melewati batas intensitas tersebut bisa menghilangkan manfaat dari berolahraga.
Cara menghitung intensitas denyut jantung dalam olahraga
Cara menghitung intensitas denyut jantung dalam berolahraga ialah, 220 dikurangi dengan usia dalam tahun menjadi denyut jantung maksimal. Ambil contoh seseorang dengan usia 20 tahun. Denyut jantung maksimalnya adalah 200 per menit. Maka, saat berolahraga, ia disarankan tak melewati 120-160 denyutan per menit (60-80 persen denyut jantung maksimal).
“Kalau kurang dari itu tidak cukup buat kesehatan menjadi lebih baik. Kalau lebih, dia mungkin saja bisa membahayakan kesehatan dirinya. Kalau patokannya harus bekeringat, misalnya dua kali ganti baju, mesti puas, senang, bisa lewat dari batasan denyut jantung tadi. Ukuran denyut jantung dipergunakan sebab kalau berlebihan bisa berbahaya,”kata dokter keolahragaan pada Persatuan Bulu Tangkis Indonesia, Michael Triangto.
Sementara, Donny mengungkapkan, intensitas menurut denyut jantung dibagi dalam beberapa level. Intensitas sangat ringan adalah 50-60 persen dari denyut jantung. Intensitas ringan 60-70 persen denyut jantung. Intensitas sedang 70-80 persen denyut jantung. Intensitas tinggi 80-90 persen denyut jantung. Intensitas maksimal 90-100 persen denyut jantung.
Risiko olahraga intensitas tinggi
Salah satu risiko berolahraga dengan intensitas tinggi adalah radikal bebas. Menurut dr. Samuel Oetoro, Sp.GK dari MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, saat tubuh bergerak dengan intensitas tinggi akan terjadi pelepasan radikal bebas. Dalam penjelasannya, ia mengatakan radikal bebas adalah biang dari segala penyakit yang akan merusak sel-sel tubuh yang sehat.
Ia menambahkan ketika terjadi pelepasan radikal bebas, terjadi perusakan sel pembuluh darah. Saat sel tersebut rusak akan timbul flek yang akan menyebabkan kolesterol dan terjadi sumbatan yang berbahaya bagi jantung. (bersambung).