Sehatalami.co ~ Dalam tubuh kita ada struktur kecil di dalam sel tubuh yang disebut mitokondria. Mitokondria ini bertanggung jawab untuk mengubah nutrisi dari makanan menjadi energi yang diperlukan oleh seluruh fungsi tubuh. Kinerja mitokondria menurun seiring dengan usia, karena produksi sel secara alami juga memang menurun.
Oleh sebab itu gangguan mitokondria juga sering dikaitkan dengan penuaan. Proses ini dapat terjadi lebih cepat oleh berbagai sebab termasuk radikal bebas, pola makan, racun lingkungan, infeksi virus, gaya hidup malas bergerak (termasuk malas berolahraga), dsb.
Namun penyebab paling besar adalah yang terkait dengan pola makan, termasuk ketidakseimbangan gula darah (gula berlebihan dapat merusak fungsi sel dan meningkatkan pembentukan radikal bebas); ketidakseimbangan asam-asam lemak (akibat berlebihan konsumsi daging dan lemak yang diproses, lemak trans buatan, dan asam lemak omega-6); serta defisiensi nutrisi.
NUTRISI UNTUK MITOKONDRIA
Kinerja mitokondria dapat diperbaiki dengan bantuan nutrisi tertentu, khususnya:
1. Acetyl L-carnitine
Memperbaiki produksi energi pada mitokondria dengan cara membantu transportasi asam-asam lemak rantai panjang ke dalam mitokondria dan dan meningkatkan produksi energi. Acetyl L-carnitine sebaiknya tidak dikonsumsi sendiri karena dapat meningkatkan stres oksidatif dari radikal bebas, tetapi bersama ALA (Alpha Lipoic Acid).
Zat gizi ini banyak ditemukan pada daging (terutama daging merah) dan produk susu. Buah, sayuran, biji-bijian, dan telur hanya memiliki sedikit. Bagi penganut pola makan vegan atau vegetarian ketat, asupan acetyl L-carnitine dapat ditingkatkan dengan suplemen.
2. ALA (Alpha Lipoic Acid)
Dalam setiap proses pembentukan enerji tidak dapat dihindari terbentuknya radikal bebas. ALA dapat berperan sebagai antioksidan yang mampu melumpuhkan radikal bebas sekaligus mendaur ulang antioksidan yang tidak aktif – termasuk vitamin C, vitamin E, coenzyme Q10 atau molekul ALA yang lain – menjadi antioksidan yang aktif kembali.
ALA juga membantu metabolisme glukosa atau gula dalam darah. Salah satu faktor pada pola makan yang dapat mempengaruhi kinerja mitokondria adalah asupan gula atau karbohidrat berlebihan, terutama karbohidrat halus atau yang diproses seperti gula pasir dan tepung.
3. Biotin
Biotin (disebut juga vitamin B7) adalah vitamin larut air yang memiliki peran penting dalam metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein, masing-masing menjadi glukosa, asam lemak, dan asam amino. Terkait dengan mitokondria, biotin mengurangi penumpukan gula dalam darah.
Dari makanan, biotin dapat ditemukan pada daging, kuning telur, pisang, kacang-kacangan, ragi, dan gandum. Pencernaan manusia sebetulnya juga memproduksi biotin melalui sintesa bakteri dalam usus, tetapi hanya dalam jumlah sedikit.
4. Coenzyme Q10 (CoQ10)
Unsur ini diperlukan mitokondria untuk mentransfer elektron yang diperlukan dalam produksi ATP dan sebagai antioksidan ampuh yang melindungi mitokondria dari kerusakan akibat radikal bebas. CoQ10 adalah senyawa yang larut lemak, sehingga harus dikonsumsi bersama makanan.
Dianjurkan menggunakan minyak sehat seperti extra-virgin olive oil atau virgin coconut oil. CoQ10, acetyl L-carnitine, dan alpha lipoic acid adalah kombinasi nutrisi yang baik untuk kesehatan jantung dan saraf.
5. Resveratrol
Resveratrol adalah salah satu komponen polifenol yang banyak ditemukan pada tumbuh-tumbuhan seperti anggur merah dan putih, kacang-kacangan, teh hijau, zaitun, beberapa jenis tanaman berry, dan delima. Polifenol diketahui memiliki peran antioksidan yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung dan pembuluh darah serta kanker.
Seperti ALA, resveratrol juga melindungi mitokondria dari stres oksidatif. Penggunaan resveratrol harus di bawah pengawasan dokter atau gunakan dosis yang dianjurkan. Jika berlebihan senyawa ini justru dapat meningkatkan kematian sel. (SA)