Meski banyak manfaatnya bagi kesehatan, idealnya keju memang tidak dikonsumsi berlebihan. Alasannya, kandungan garam dan lemak pada keju relatif tinggi, sehingga konsumsi berlebihan dapat menimbulkan gangguan metabolisme dan obesitas.
Sehatalami.co ~ Siapa tak kenal keju? Hampir setiap orang setidaknya pernah menyantap keju. Meski bukan makanan asli Indonesia, namun popularitasnya sudah mendunia. Konon, produk turunan susu itu dibuat secara tidak sengaja. Sekitar tahun 8000 SM, seorang pengembara Arab melakukan perjalanan melintasi gurun pasir.
Dengan mengendarai kuda, ia membawa bekal susu kambing di dalam kantong yang terbuat dari kulit perut binatang. Saking jauhnya perjalanan, tanpa disadari susu tersebut berubah menjadi cairan berwarna pucat dan gumpalan-gumpalan putih. Menariknya, susu yang basi itu tidak beracun, bahkan bercitarasa sangat gurih.
Rupanya dalam cuaca yang panas, kantong penyimpan susu yang mengandung rennet (enzim pencernaan dalam lambung hewan penghasil susu) ditambah guncangan-guncangan saat mengendarai kuda, membuat susu yang dibawa si pengembara seolah dikocok-kocok dan terfermentasi menjadi keju.
Peran enzim rennet
Seiring berjalannya waktu, keju tidak lagi tercipta secara tidak sengaja. Kini, keju dibuat dari susu yang dipadatkan. Caranya, susu diasamkan dengan bantuan enzim rennet yang mengubah laktosa menjadi asam laktat. Padatan tersebut kemudian dikeringkan, direndam dalam garam, dan diproses lagi hingga menjadi keju.
Susu yang digunakan bermacam-macam, meliputi susu sapi, kambing, domba, kerbau, unta, rusa, hingga kuda. Begitu pun dengan jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi. Jenis susu dan bakteri yang berbeda-beda itu membuat bentuk dan citarasa keju yang kita kenal sekarang menjadi sangat bervariasi, dari yang teksturnya lunak sampai keras, dari yang rasanya asin hingga manis, dan dari yang aromanya ringan sampai tajam.
Aneka keju
Menurut Edgar Spreer, seorang penulis buku berjudul Milk and Dairy Product Technology dari Jerman, ada lebih dari 2.000 macam keju di dunia. Variasi jenis keju dapat dibedakan berdasarkan tekstur, proses pematangan, kulit, jenis susu yang digunakan, atau bahan dasarnya. Dari ratusan jenis keju yang ada, berikut ini jenis-jenis keju yang paling banyak ditemukan di pasaran:
1. Parmesan
Parmesan berasal dari daerah Parma, Italia. Keju ini dijual dalam potongan besar dan kasar serta memiliki tekstur yang keras. Biasanya digunakan sebagai taburan pasta, pizza, muffin, kaserol, salad, dan sup.
2. Ricotta
Berasal dari Italia, keju ini dijual dalam bentuk cetakan seperti baskom, keranjang, dan balok serta memiliki tekstur lembut seperti salju. Enak dipakai untuk isian ravioli, olesan canapé, sandwich, adonan gnocchi dan taburan salad.
3. Cream Cheese
Keju ini berasal dari Amerika Serikat. Biasanya dijual dalam kemasan berbentuk persegi empat seperti keju Cheddar, atau kemasan tabung dengan tekstur yang lembut bagai mentega. Biasa dimakan bersama bagel, atau untuk isian (filling) aneka hidangan penutup. (bersambung).