Sebaliknya, konsumsi gula olahan (refined sugar) seperti gula pasir dan sirup justru memboroskan kadar serotonin. Semangkuk bubur kacang hijau dapat menunjang peningkatan kadar serotonin, sehingga membuat kita santai.
Namun suasana hati akan berubah sebaliknya bila bubur kacang hijau tersebut dibubuhi gula pasir berlebihan. Selain gula, seluruh makanan olahan (processed foods) termasuk roti (dari terigunya) menyusutkan kadar serotonin.
Coba amati orang-orang terdekat Anda yang gemar menyantap daging, ayam ras, dan susu berlemak (whole milk). Benarkah mereka yang minum susu berlebihan dan sangat sering menyantap makanan serba daging dan ayam ras, tapi sedikit mengonsumsi sayuran dan buah segar, memiliki beberapa sifat ini: waspada, siaga, riang, reaktif, emosional, cepat tanggap? Bila ya, harap maklum, karena makanan alami kaya lemak tak sehat, seperti daging, ayam ras, dan susu berlemak memang berpotensi meningkatkan kadar dopamin-norepinefrin. (bersambung).
Selain kandungan lemak tak sehatnya itu sendiri, peningkatan kadar dopamin-norepinefrin akibat konsumsi makanan hewan juga diakibatkan masuknya toksin bersama lemak hewan. Mengapa bisa demikian?
Enam puluh persen otak kita terdiri dari lemak.
Karena itu, otak sangat sensitif terhadap asupan lemak. Lemak hewan membawa serta seluruh toksin yang masuk (atau yang dimasukkan ke dalam tubuhnya), seperti suntikan antibiotika, pakan mengandung hormon (zat pemacu pertumbuhan) maupun betakaroten sintetis. (bersambung).