Hidangan Lebaran umumnya miskin serat, sehingga kemampuan tubuh membuang toksin menjadi terbatas. Sedikit sekali suguhan buah-buahan dan sayur-sayuran segar di hari Lebaran. Wajar jika tubuh kita perlu detoksifikasi setelah lebaran.
Sehatalami.co ~ Sebenarnya, jika pola makan kita selama 30 hari sepanjang bulan Ramadan benar, kita telah melakukan detoks (detoksifikasi). Tubuh secara otomatis akan menggiatkan sistem pembuangan.
Namun suka ria 2 hari Lebaran, dengan makan-makan enak, mengotori lagi tubuh kita dengan toksin. Apalagi hidangan Lebaran umumnya miskin serat, sehingga kemampuan tubuh membuang toksin menjadi terbatas. Sedikit sekali suguhan buah-buahan dan sayur-sayuran segar di hari Lebaran.
Makanan enak-enak suguhan Lebaran yang begitu banyak merupakan sumber toksin bagi tubuh. Di antaranya sirup dengan pewarna sintetis, dan boleh jadi juga menggunakan gula sintetis. Cake dan kue dengan tambahan bahan pemuai, bahan pelembut, bahan penstabil adonan, bahan pengawet, bahan pewarna, dan/atau bahan pengganti kuning telur.
Makanan bersantan pekat yang dimasak lama berpotensi meningkatkan timbunan racun misalnya kalio dan rending. Hal ini akibat berubahnya lemak jenuh santan kelapa menjadi lemak trans. Apalagi jika masakan daging bersantan tersebut dimakan bersama nasi, ketupat, atau lontong dalam jumlah sama banyak. Nah, nah, bila semua ini tak mampu kita hindari, sebaiknya lakukan detoks pendek setelah Lebaran.
Detoks ala Elson M. Haas, MD
Inilah metode detoks terbaru dari Elson M. Haas, MD, pendiri dan Direktur Preventive Medical Center Marin, sebuah layanan kesehatan terpadu di San Rafael, California, AS. (bersambung).