Yang liar dan yang terproteksi
Bagaimana flavonoid terbentuk? Rupanya, tanaman yang hidup liar, secara alami akan mengecilkan ukuran buah dan daunnya ketika menghadapi kekeringan atau musibah alam lainnya. Menurut para ahli, ini menguntungkan bagi manusia maupun buat tanaman itu sendiri. Ukuran yang kompak dan singset membuat flavonoid lebih terkonsentrasi.
“Sayangnya, sistem pembibitan modern bertujuan mengembangkan kualitas-kualitas tertentu untuk menarik pembeli. Misalnya, buah dibuat lebih besar dan lebih menarik warnanya,” kata Lila. “Padahal, saat kita memperbesar ukuran buah, kita mengorbankan fitokimia sekunder yang kandungannya lebih banyak dalam tanaman liar.”
Keterbatasan makanan karena kehidupan yang keras pada tanaman liar di alam bebas akan merangsang daya tahan tanaman. Buah yang dihasilkan oleh tanaman ini mungkin tidak lebih besar, tapi lebih kaya gizi dari sepupunya yang dibudidayakan secara komersial.
Kekeringan, radiasi sinar ultra-violet yang ekstrim, dan suhu dingin, secara kolektif disebut stres abiotik. Dan tanaman apa pun yang mampu bertahan menghadapi stres abiotik ini mungkin tidak terlalu prima penampilannya.
Ukuran buahnya pun tidak besar, dan bentuknya tidak seragam. Tapi buah-buah ini lebih kaya rasa, nutrisi, dan flavonoid. Bahkan kualitas flavonoidnya, oleh para ahli, dianggap bernilai medis, sampai diberi sebutan “nutraceutical” atau obat dari alam.
Tanaman di beberapa daerah Alaska, misalnya, mempunyai masa tumbuh yang sangat pendek disertai stres lingkungan yang ekstrim. Ada hari-hari panjang dengan malam yang pendek. Pada waktu itu tanaman disiram sinar ultra violet dari matahari selama 23 jam sehari. Di bawah tekanan yang sangat ekstrim ini dihasilkan berry yang kecil tapi sarat fitokimia. Begitu laporan Lila.
Penelitian oleh Agri-Food Canada juga menunjukkan kandungan anthocyanin yang lebih tinggi dalam blueberry liar asal provinsi sebelah utara Canada dibandingkan blueberry dari daerah selatan yang lebih ramah iklimnya. Baik suhu dingin dan radiasi ultra violet berfungsi sebagai stres abiotik yang meningkatkan kandungan flavonoid. (bersambung).