Misalnya diolah dengan kombinasi bahan pangan lain yang memiliki angka glikemik indek tinggi, maka angka glikemik indek pada bahan pangan olahan kedelai sudah pasti akan berubah. “Itu artinya, proses pengolahan bahan pangan dan cara mengonsumsinya akan berpengaruh terhadap asupan nilai gizi yang didapat,” jelas Dr Elvina.
Karenanya, sebelum mengonsumsi kedelai atau bahan pangan olahan lain dari kedelai, hal yang harus diperhatikan adalah takaran porsinya. Satu porsi sajian kedelai setara dengan setengah cangkir biji kedelai, setengah cangkir tempe, setengah cangkir protein kedelai, setara dengan empat ons tahu atau satu cangkir susu kedelai.
Perlu juga diperhatikan bahwa saat ini sudah banyak produk olahan berbahan kedelai. Namun, produk-produk berbahan baku kedelai tersebut sudah melalui pemrosesan. Sebut saja misalnya, produk minyak atau kecap. Kendati sering diklaim mengandung isoplavon, tetapi nilai kadarnya bisa jadi sudah berubah.
Karena itu, penting untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar.Selain itu, lantaran saat ini sebagian besar kedelai di tanah air berasal dari impor, juga perlu hati-hati, khususnya kedelai yang diimpor dari Amerika Serikat, mengingat hampir 90 persen, kedelai dari Amerika Serikat merupakan produk rekayasa genetik.
Untuk itu, sedapat mungkin pilih produk kedelai organik atau hasil petani lokal. Sebab, produk rekayasa genetic, dikhawatirkan dapat meningkatkan risiko alergi, khususnya pada anak-anak. (SA)