Natalia Rose, penulis buku The Raw Food Detoks Diet yang juga menjalani raw food diet, menulis bahwa makanan mentah dapat membantu membentuk tubuh yang sempurna, penampilan yang langsing, lebih muda dan lebih menarik, memberikan energi baru, dan memperbaiki kondisi kesehatan secara dramatis, serta menurunkan gangguan fisik dan mental. Menarik, bukan?
Tapi apa sebenarnya yang dimaksud dengan raw food diet itu? Dan sejauh mana perlu diikuti demi kesehatan? Adakah kemungkinan pola makan ini dijalani oleh setiap orang?
Enampuluh persen saja sudah menyehatkan
Jika mengacu definisinya, menjadi raw foodist atau menganut raw food diet memang berarti hanya mengkonsumsi makanan yang tidak dimasak dan diproses, idealnya makanan itu berupa bahan pangan organik. Namun secara umum, sebenarnya tidak ada ketentuan yang baku tentang bagaimana seharusnya seseorang menjalani raw food diet.
Ada yang menerjemahkan raw food diet sebagai pola makan yang mengharuskan seseorang untuk hanya mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan saja yang semuanya dimakan mentah.
Tapi ada juga yang menerjemahkan raw foodist sebagai orang yang mengkonsumsi makanan mentah secara keseluruhan, artinya selain sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan mentah juga berikut daging mentah serta ikan mentah. Pokoknya serba mentah.
Namun dalam kenyataannya, sulit sekali menemukan orang yang benar-benar mampu menjalani 100 persen raw food diet dalam jangka panjang. Dokter Oetjoeng, dokter umum yang juga ahli kolonhidroterapi dari Klinik Florian, Bandung, salah seorang yang sudah beberapa tahun menjalani raw food diet menjelaskan bahwa untuk mendapatkan manfaat kesehatan, sebenarnya anjuran dari para pakar adalah cukup mengkonsumsi makanan mentah hingga 60 % saja dan 40% lainnya berupa makanan matang.
“Saya sendiri tidak menjalani raw food diet sampai 100% kecuali pada waktu melakukan detoksifikasi total yang selalu saya lakukan setahun sekali. Ketika detoks total itu, saya dan dua suster saya sama sekali tidak makan makanan matang dan melakukan terapi kolon setiap hari selama satu minggu,” tuturnya.
“Menjalani raw food diet hingga 60% saja bagi pasien-pasien saya sudah cukup sulit untuk bisa bertahan lama. Setahu saya hanya ada satu pasien yang dapat bertahan hingga bertahun-tahun menjalani raw food diet yang saya anjurkan, pasien lainnya rata-rata hanya mampu bertahan hingga 3 bulan saja.” (bersambung).