2. Pubertas terlambat (delayed puberty).
Anak mengalami pubertas terlambat jika tidak muncul tanda-tanda pubertas hingga usia 14 tahun; umumnya terjadi pada anak dari keluarga yang memiliki riwayat keterlambatan pubertas. Namun, bisa juga keterlambatan ini dipengaruhi oleh tekanan psikologis atau aktivitas fisik yang berlebihan (olahragawan).
Solusi: Tak berbeda dengan pubertas dini, dukungan dari orangtua sangat diperlukan.
3. Stres
“Remaja pun berpotensi mengalami stres karena masih terlalu muda untuk memahami perubahan pada tubuhnya. Mereka malu karena merasa dirinya berbeda dengan teman sebayanya,” tutur Aditya.
Karena itu, orangtua harus menjelaskan kepada anaknya bahwa ia tak berbeda dengan anak-anak lainnya. “Perlakuan orangtua terhadap anaknya pun hendaknya disesuaikan dengan tingkat usianya, bukan melihat perkembangan tubuhnya,” Aditya mengingatkan. (bersambung).