Apakah gemuk berarti obesitas, Ini rumusnya!
Gemuk belum otomatis disebut obesitas. Ada yang disebut BMI (body mass index), yakni ukuran lemak tubuh yang didefinisikan sebagai berat badan (kg) dibagi tinggi badan (meter) kuadrat. Masuk kategori berat normal bila angkanya 18-24,9; overweight (25-29,9); obesitas 1 (30-34,9, obesitas 2 (35-39,9) dan obesitas ekstrim bila > 40.
Sebagai ilustrasi, seseorang dengan berat badan 70 kg dan tinggi badan 1,6 meter. Rumus BMI: 70 dibagi (1,6 x 1,6) = 27,3 (overweigth). Seseorang dengan berat badan 90 kg dan tinggi badan 1,55 meter, berarti 90: (1,55 x 1,55) = 37,5 (obesitas 2).
Rumus BMI tidak berlaku umum untuk semua orang. Maka, selain mengukur BMI disarankan juga mengukur prosentase lemak tubuh menggunakan alat body fat monitor atau fat caliper. Dengan alat ini dapat diketahui gemuknya seseorang karena kelebihan lemak atau massa otot. Bila berat badan berlebih karena massa otot , (binaragawan, misalnya) rumus BMI tidak mutlak berlaku.
Berdasar penelitian, di Korea Selatan sebanyak 1,5% dari 20,45% penduduk yang kelebihan berat badan masuk kategori obesitas. Di Thailand, 16% penduduk kelebihan berat badan dan 4%-nya obesitas.
Di Cina perkotaan, pria overweight 12% dan wanita 14,4% sedang di pedesaan 5,3% dan 9,8%.Khusus kelompok anak-anak, sekitar 10% anak sekolah di Cina obesitas. Di Jepang, obesitas anak usia 6-14 tahun antara 5-11%, sedangkan di Malaysia angkanya 6,6% (usia 7 tahun) dan meningkat menjadi 13,8% (usia 10 tahun).
Di Indonesia, belum ada data angka obesitas di kalangan anak-anak. Tapi, penelitian FKUI tahun 2000 terhadap 254 anak SD di Jakarta (usia 6-12 tahun) menunjukkan 27,5% obesitas. Survei Prof. Hamam Hadi terhadap siswa SLTP di Yogyakarta (2004) menunjukkan, 7,8% remaja di perkotaan dan 2% remaja di pedesaan mengalami obsitas.