Penelitian telah menunjukkan hubungan yang positif antara CRP dan penyakit pembuluh koroner. Pada penelitian 388 pria Inggris berusia 50-69, prevalensi terjadinya penyakit pembuluh koroner meningkat 1,5 kali untuk setiap peningkatan kadar CRP hingga dua kali lipat.
Banyak penelitian lain yang juga menunjukkan bahwa pada dasarnya CRP indikator yang baik untuk kasus penyakit jantung dan pembuluh darah di masa depan. Konsekuensinya, CRP bisa menjadi indikator yang baik adanya risiko penyakit jantung dan pembuluh darah selain kolesterol dan trigliserida.
Pertanyaannya sekarang apa saja yang menjadi penyebab terjadinya peradangan sehingga kadar CRP meningkat?
Penyebabnya beragam. Ternyata ada banyak hal yang bisa menyebabkan terjadinya peradangan, inilah beberapa diantaranya:
1. Karena virus Herpes
Dalam jurnal Circulation (2000), Siscovick, peneliti dari University of Washington melaporkan bahwa orang dewasa yang terinfeksi virus herpes simplex 1 risikonya dua kali lipat untuk terkena serangan jantung atau meninggal akibat penyakit jantung dibandingkan mereka yang tidak terinfeksi oleh virus tersebut.
Adanya proses infeksi pada penyakit jantung tersebut telah sering dilaporkan dalam sejumlah studi tapi bagaimana mekanismenya belum diketahui dengan pasti hingga saat ini. Misalnya pada penelitian oleh Stefan (2001) dkk tidak lagi menyatakan adanya hubungan antara virus seperti cytomegalovirus, herpes, dan hepatitis B serta hepatitis C dengan proses infeksi yang berujung pada penyakit arteri. Mereka begitu yakin hanya infeksi bakterilah yang mengawali terjadinya penyakit jantung.
Nampaknya bakteri masuk ke jantung lewat sel-sel kekebalan yang aktif sewaktu sel-sel tersebut membersihkan sumber infeksi yang masuk ke dalam tubuh lewat sistem pernafasan.
Bakteri yang paling dicurigai sebagai penyebab masalah koroner yaitu C. pneumoniae, P. aerogenes, E. endocarditis, S. aureus, E. faecalis, C. albicans dan V. streptococcus. Namun beberapa peneliti juga menyebutkan H. pylori, yaitu bakteri yang berhubungan dengan radang usus dua belas jari, radang dinding lambung, dan gastritis kronis juga menjadi penyebab.
2. Meningkatnya sel darah putih
Meningkatkan jumlah sel darah putih yang umumnya terjadi ketika tubuh memerangi infeksi, juga meningkatkan risiko penyakit koroner dengan mengurangi aliran darah ke otot jantung dan menimbulkan terjadinya penggumpalan darah.
Semakin tinggi jumlah sel darah putih, semakin tinggi risiko pasien mengalami kematian akibat serangan jantung atau mengalami gagal jantung congestive (yang disebabkan oleh akumulasi darah yang abnormal pada satu bagian).
Contoh jaringan tubuh pasien yang menjalani carotid endarterectomi memperlihatkan tingginya kadar C. pneumonie pada 11 dari 17 kasus. Asosiasi jantung Amerika juga melaporkan bahwa C. pneumoniae ditemukan juga pada arteri yang terinfeksi pada jantung pasien yang diotopsi.
Dr. Tatu Juvonen dari Oulu University Hospital di Finlandia menjelaskan bahwa C. pneumoniae adalah antigen mikroba spesifik yang menimbulkan peradangan dan berkembangbiaknya sel-sel yang terkena aterosklerosis.
3. Kegemukan:
Sel-sel lemak manusia, terutama yang terdapat di sekitar perut, melepaskan pro-inflammatory citokinin interleukin 6 yang menyebabkan peradangan sistemik tingkat rendah. Telah diketahui bahwa orang dengan lemak tubuh berlebih cenderung lebih tinggi kadar CRP-nya. (bersambung).