Tentang program KB
Kita masih ingat, dahulu simbol-simbol KB ada di setiap wilayah, dan semua ruang ; di pagar, atap, tugu, dll.?
Iya, memang ini memerlukan komitemen baru, karena saat ini tidak bisa kita mintakan atau perintahkan dari pusat. Sebab saat ini, itu sangat tergantung dari pemahaman dan komitmen dari masing-masing pemerintah daerah.
Karena itu dalam musyawarah nasional ( Munas) BKKBN ini, kami kembali menyampaikan bagaimana visi dan misi BKKBN bisa dipahami kembali oleh masyarakat dari generasi baru, yang meski tidak sama dengan cara lama, tetapi semangatnya adalah bagaimana membuat program KB bergetar kembali, mudah dipahami, dan hadir di mana-mana.
Bagaimana tanggapan Prof. Fasli tentang pergeseran makna dan fungsi alat kontrasepsi KB, terutama kondom yang bukan lagi sekadar alat untuk mengatur jarak kelahiran keluarga berencana, tetapi juga sebagai pencegah HIV/AIDS?
Iya, kalau untuk mencegah HIV/AIDS itu terutama adalah kondom. Namun perlu diingat, pertama program ini adalah untuk melayani pasangan suami-isteri yang sah. Kemudian, kondom itu sebenarnya bukan program priorotas/mayoritas, karena tidak sampai 5 % dari keseluruhan alat kontrasepsi yang digunakan.
Tetapi di satu sisi, kita sadar, okelah istilahnya dalam konteks HIV/AIDS itu ada konsep ABCD ( Abstinensia, Be Faithful, Use Condom, No Drug). Abstinensia, adalah bagaimana orang yang belum pantas berhubungan suami isteri percaya diri untuk tidak berhubungan, apalagi yang belum menikah, jelas tidak boleh. Tetapi, kalau dengan pasangannya tidak masalah. Kemudian, Be Faithfull, jadi kalau sudah berpasangan, ya dengan pasangannya itu sajalah. Dengan prinsip ini saja sebenarnya tidak masalah.
Namun jika ternyata, opsi A, dan B tidak bisa, dan mereka “jajan” segala macam, iya itu pilihan dia. Tetapi, jangan sampai membawa penyakit pulang ke rumah. Apalagi membiarkan dirinya terjangkit, membahayakan pasangan, dan anak-anaknya.
Alih-alih tercipta suatu keluarga yang sehat, bahagia, dan sejahtera, yang terjadi justru sebaliknya. Karenanya, dengan memperharikan konsep ABCD tadi sebenarnya, kita ingin agar sejak remaja generasi masa depan kita sudah menyadari tentang efek negatif dari gaya hidup tidak sehat ini. (berambung)