Jadi setiap kali tangan kita menyentuh makanan, mengapa tidak memilih makanan yang paling baik kualitasnya dan yang memang dibutuhkan tubuh kita? Meskipun makanan yang baik bagi tubuh seringkali bukan diinginkan lidah kita.
2. Biasakan makan dengan cara yang baik
Biasakan untuk makan dengan tenang dan perlahan-lahan. Kunyah makanan dengan sempurna dan nikmati dengan penuh rasa syukur. Beri jarak antara saat menyantap satu makanan ke makanan berikutnya. Dengan cara itu porsi makanan Anda pasti akan jauh berkurang.
Masih ingat dengan anjuran untuk mengunyah makanan sebanyak 33 kali? Jika kita kunyah selama itu, makanan yang kita makan memang akan betul-betul hancur dan mengeluarkan cairan. Dengan begitu, akan sangat membantu kerja sistem pencernaan.
Selain itu, sinyal rasa kenyang dikendalikan oleh bagian pusat saraf otak yang disebut hipotalamus. Jika kita makan perlahan-lahan, pada saat muncul sinyal tersebut dari otak, jumlah makanan yang masuk akan lebih terkontrol. Bandingkan jika Anda makan tergesa-gesa. Ketika sinyal tersebut muncul, tubuh Anda mungkin sudah terlalu banyak terisi makanan.
Kebiasaan makan tergesa-gesa juga akan membuat makanan tidak bisa terkunyah sempurna. Akibatnya, makanan yang masuk masih tetap terasa kasar bagi lambung dan usus halus. Ingatlah bahwa lambung tidak punya gigi. Gerak peristaltik lambung bukan untuk menghancurkan makanan tapi untuk mendorong makanan ke bawah lambung. Makanan yang tidak tercerna di mulut atau di lambung akan berfermentasi atau membusuk di usus duabelas jari dan usus halus.
Karena itu, lebih baik menghindari menyantap makanan padat dan berat jika sedang stres atau pikiran kacau, dengan terburu-buru. Jika waktu terlalu sempit, makanlah sepotong atau dua potong buah segar saja sebagai pengganjal perut. Hindari juga kebiasaan makan sampai kekenyangan karena akan mengacaukan pencernaan. (bersambung).