Bahkan, diketahui sekitar 60 persen kandungan asam lemak tidak jenuh pada kacang kedelai terdiri atas, asam linoleat (omega 6) dan linolenat (omega 3), yang sangat baik untuk membantu kesehatan jantung, karena dapat mencegah pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis), dan menghambat penggumpalan darah.
Lesitin yang terkandung dalam kedelai juga dapat membantu menjaga kesehatan kardiovaskuler karena memiliki sifat emulsif terhadap lemak, sehingga dapat menetralkan atau menormalkan lemak di dalam darah dalam waktu singkat.
Selain itu, kandungan isoflavon yang terserap dalam protein kedelai juga dipercaya dapat menurunkan kolesterol darah. Tidak mengherankan jika Food and Drug Administration (FDA-1999) menyatakan bahwa konsumsi 25 gram protein kedelai dalam sehari sebagai bagian dari diet rendah lemak dan kolesterol dapat menurunkan risiko penyakit jantung, yang merupakan penyebab kematian nomor satu di banyak negara maju.
Dilihat dari kandungan gizinya, kedelai merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang baik. Protein kedelai telah terbukti paling baik dibandingkan jenis kacang-kacangan lain, karena mengandung semua asam amino esensial dan setara dengan protein hewani (daging, susu, dan telur).
Fakta lainnya adalah kadar indek glikemik pada kedelai yang rendah (berada di angka 16 dari skala 0 – 100 angka kecepatan makanan dalam meningkatkan kadar gula darah), sehingga konsumsi kedelai juga dapat berperan dalam memperlambat kenaikan kadar gula darah. Kondisi ini dapat menolong penderita diabetes mengelola kadar gula darahnya.
Selain itu, karena memiliki kadar indek glikemik yang rendah, konsumsi kedelai juga dapat memberikan lebih sedikit asupan kalori, sehingga proses metabolisme berjalan lebih lambat. Efek lanjutan dari penurunan laju metabolisme ini adalah berkurangnya produksi sampah radikal bebas. Nah, sedikitnya racun radikal bebas ini juga dapat membantu menghambat kerusakan sel, sehingga proses penuaan dini dapat dicegah.
Sumber antioksidan
Kedelai juga mengandung zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.