Si Tiga Serangkai Antioksidan sebenarnya bisa ditemukan sekaligus dalam buah anggur. Meski anggur tanpa biji lebih nikmat disantap, anggur berbiji sebenarnya tak layak dikesampingkan. Pernah dikemukakan dalam Chemical Congress di Honolulu, Hawaii, bahwa biji anggur ―terutama anggur berkulit gelap― justru lebih kaya senyawa protektif proantosianidin yang bermanfaat menjaga kesehatan otak, tulang belakang, ginjal, paru-paru, dan jantung.
Penelitian sebelumnya menyebutkan biji anggur mampu memperkecil efek gangguan mata akibat kerusakan lensa mata, terutama akibat katarak, penyebab utama kebutaan di dunia. Menurut MaryBeth Augustine dari Beth Center for Health and Healing di New York, AS, untuk mendapatkan manfaat tersebut kita perlu rajin menyantap buah anggur 0,75 kg per hari.
Tentu saja, anggur bukanlah satu-satunya sumber proantosianidin, sehingga kita tidak perlu menghabiskan anggur sebanyak itu setiap hari. Rajin menyantap buah dan sayur-sayuran ―terutama sayuran mentah― pun dapat memberikan sumbangan proantosianidin yang berarti bagi tubuh.
Namun, seperti diungkapkan Tammy Baker, juru bicara American Dietetic Association, buah anggur merupakan santapan segar yang paling kaya Tiga Serangkai Antioksidan. Karena itu, menurut dia, tidak perlu diragukan lagi bagaimana kekuatan telak buah anggur berbiji dalam menghantam gangguan penglihatan dan jantung.
Sebagian besar anggur lokal kita, yang merupakan anggur berkulit gelap, justru merupakan varietas berbiji. Misalnya anggur Bali (ungu atau cokelat kehitaman), Probolinggo Biru (merah kebiruan/kehitaman), Issabela dan Delaware (merah kehitaman, bertepung tebal).
Jadi, mengapa harus mencari anggur impor tanpa biji yang harganya mahal. Padahal, anggur kita sendiri harganya lebih murah serta kaya senyawa penjaga kesehatan mata dan jantung. (SA).