3. Gunakan teknik self-distancing
Dominik Mischkowski dan Brad Bushman dari Ohio State University menyarankan, “Ketika seseorang membuat Anda marah, cobalah untuk melihat diri Anda sendiri dalam situasi yang penuh emosi itu dari jauh. Seolah-olah Anda adalah seekor lalat yang sedang hinggap di tembok dan melihat diri Anda dari sana. Lalu, cobalah untuk memahami perasaan Anda itu dari jauh.”
Teknik ini telah dibuktikan dalam penelitian, dapat mengurangi kemarahan dan agresivitas yang dirasakan oleh seseorang.
“Kuncinya adalah bahwa Anda mencoba memisahkan diri Anda dari kemarahan Anda sendiri. Kondisi sebaliknya, yang membuat kemarahan makin menjadi adalah ketika seseorang fokus pada perasaan sakit hati dan marah sehingga pikiran-pikiran yang bersifat agresif terus aktif dalam benak Anda,” tulis Bushman.
4. Setelah tenang, ekspresikan kemarahan Anda
Segera setelah Anda bisa berpikir lebih jernih, ekspresikan kemarahan Anda dengan cara yang asertif, bukan dengan membuat konfrontasi. Ungkapkan apa yang Anda pikirkan atau yang Anda inginkan dengan jelas dan langsung, tanpa keinginan untuk menyakiti atau mengatur orang lain.
5. Lakukan kegiatan fisik
Jika Anda merasa kemarahan Anda sedang memuncak, cobalah untuk berlari, atau jalan cepat, atau lakukan aktivitas fisik lain yang Anda sukai.
Kegiatan fisik bisa menjadi sarana untuk menyalurkan emosi Anda, karena gerakan-gerakan fisik akan menstimulasi berbagai zat kimiawi di otak, yang membuat Anda merasa lebih relaks, dan bahkan lebih bahagia dibandingkan sebelum Anda beraktivitas. (bersambung).