Pada orang yang resisten terhadap insulin ditemukan partikel-partikel lemak yang sangat kecil dalam sel-sel otot mereka. Namun seperti permen karet dalam lubang kunci, jika menumpuk malah mengganggu kemampuan insulin untuk membuka membran sel dan membiarkan glukosa masuk.
Penelitian tersebut dilakukan pada sekelompok dewasa muda yang orangtua atau kakek/neneknya memiliki diabetes tipe 2. Mereka semua langsing, sehat, dan saat itu tak satu pun yang memiliki diabetes, namun sebagian besar ternyata sudah menabung partikel lemak mikroskopik (ukuran sangat kecil) dalam sel-sel otot mereka.
Sel-sel otot menyimpan lemak adalah hal yang normal, karena lemak adalah sumber energi untuk aktivitas fisik. Lemak ini diperlukan saat aktivitas kita lebih tinggi dari biasa dan membutuhkan ekstra energi.
Namun oleh suatu sebab (seperti pada orang-orang muda tersebut), lemak menumpuk lebih banyak dari seharusnya. Yaitu sekitar 80 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak resisten terhadap insulin. Penumpukan lemak tersebut sudah mencapai titik yang dapat menyumbat lubang kunci pintu sel, sehingga menghambat kemampuan kerja insulin.
Mengundang Penyakit Lain
Menurut Neal D. Barnard, MD dari Universitas George Washington, resistensi insulin juga dapat mengkontribusi polycystic ovary syndrome (PCOS) atau penyakit kista indung telur. Peningkatan produksi insulin – sebagai respon terhadap resistensi insulin – memicu perubahan dalam hormon-hormon reproduksi, terutama bertambahnya hormon testosteron pada wanita.
Kondisi ini menyebabkan gangguan siklus ovulasi dan ketidaksuburan (infertilitas) pada wanita. Karena ada hubungannya dengan resistensi insulin, maka wanita dengan PCOS berisiko tinggi terhadap diabetes tipe 2, faktor yang juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. (bersambung).