Hal ini didukung dengan penelitian di Korea yang menyatakan bahwa kulit kedelai hitam merupakan sumber antioksidan antosianin, seperti cyanidin-3-glucoside dan delphinidin-3-glucoside.
Sebuah studi di Korea meyebutkan bahwa mengonsumsi kedelai hitam dapat membantu menyeimbangkan jumlah trombosit di dalam tubuh, bahkan lebih baik dari jenis kedelai lainnya yaitu kedelai kuning dan hijau. Selain itu, dalam minyak kedelai hitam terdapat asam alpha linolenic, sejenis asam lemak omega-3 yang dapat mengurangi risiko penyakit jantung.
2. Mencegah diabetes
Penelitian di Korea menyatakan bahwa konsumsi kedelai hitam dapat membantu mencegah diabetes. Hasil penelitian membuktikan bahwa konsumsi kedelai hitam dapat mencegah kenaikan berat badan dan menurunkan kadar kolesterol. Kondisi ini dapat menurunkan risiko diabetes karena penyebab utama diabetes tipe 2 adalah kelebihan lemak yang bertumpuk di jaringan perut. Jadi, menurunkan berat badan dapat mencegah diabetes.
Kandungan serat dalam kedelai hitam dapat menurunkan berat badan dan melancarkan sistem pencernaan tubuh yang mengalirkan zat-zat racun keluar dari tubuh, serta dapat mencegah diare.
3. Basmi kanker
Kedelai hitam mengandung isoflavon genestein yang memiliki khasiat sebagai antikanker. Kedelai hitam yang diolah menjadi tempe mempunyai kandungan genestein paling tinggi dibandingkan produk olahan kedelai hitam lainnya. Prof Dr Ir Mary Astuti MS mencontohkan sebuah penelitian terhadap penduduk Jepang yang telah hijrah ke Hawaii, mereka terbukti rentan mengalami penyakit kanker. Hal itu terkait kebiasaan mengonsumsi tempe yang menurun setelah mereka tinggal dan menetap di Hawaii.
Peneliti dari Taiwan mengekstrak polisakarida dari kedelai hitam. Polisakarida secara tidak langsung menghambat proliferasi sel leukimia. Kandungan tryptophol dalam cuka kedelai hitam dapat menghambat proliferasi sel leukimia dengan memicu apoptosis (sel kanker melakukan bunuh diri). (bersambung).