Para hali penyakit dalam berpendapat mengobati pra-diabetes, tanpa disertai perubahan gaya hidup sehat akan sia-sia. Betul bahwa obat bisa saja dikonsumsi, tetapi sifatnya hanya sebagai penunjang.
Sehatalami.co ~ Sebetulnya dengan memperbaiki sensivitas insuline, perjalanan pre-diabetes menjadi penyakit diabetes atau kencing manis bisa dicegah. Metode yang paling dianjurkan adalah dengan memperbaiki dan mengubah gaya hidup.
Misalnya, dari yang sebelumnya enggan bergerak, males berolahraga menjadi banyak gerak atau rajin olahraga. Yang tadinya makan asal susuai selera lidah, menjadi makan sesuai dengan apa yang tubuh butuhkanm, atau bisa juga dengan bantuan herba atau obat-obatan sebagai jalan terakhir.
Keberhasilan terapi pre-diabetes dengan perubahan gaya hidup lebih sehat ini, bahkan sudah banyak penelitiannya. Bahkan dibanding dengan terapi obat, keberhasilan terapi perubahan perilaku menunjukkan hasil yang lebih baik.
Disebutkan dalam sebuah penelitian, prevalensi atau angka kejadian pre-diabetes berkembang menjadi DM 2, pada orang yang diberi obat, berkurang 30-40 persen. Sementara pada orang yang meningkatkan aktivitas fisik, angka kejadiannya turun hingga 60 persen.
Disebutkan lebih lanjut, terapi akan menunjukkan hasil lebih baik, pada mereka yang menerapkan pola makan dengan gizi seimbang sebagai langkah mengubah gaya hidup yang sehat. Ini tentu memiliki korelasi dengan manfaat aktivitas fisik yang mempengaruhi penurunan berat badan, sebagai salahs atu faktor pencetus dan menjadi faktor risiko terjadinya penyakit pre-diabetes dan DM 2.
Bagaimana mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat
Banyak di antara ahli spesialis penyakit dalam menyampaikan bahwa terapi untuak pre-diabetes, tanpa menyertakan perubahan gaya hidup sehat sebagai bagian dari diet adalah sia-sia alias tidak ada berarti. Para ahli berpendapat, dalam kondisi terakhir, obat bisa diberikan untuk menolong kedaruratan, tetapi sebaiknya tidak terlalu diandalkan, sebab obat hanyalah sebagai penunjang sesaat, bukan sebagai terapi yang bersifat permanen.
Artinya terapi dengan perubahan gaya hidup mestilah jadi pilihan pertama, karena hasilnya jauh lebih efektif. Itu mengapa, upaya penurunan berat badan dengan mengatur porsi makan dengan gizi seimbang disertai dengan kegiatan aktivitas fisik yang teratur, terukur, menjadi hal yang sangat di anjurkan dalam setiap terapi penyakit diabetes.
Kebiasaan buruk lain yang juga harus ditinggalkan sebagai bagian penunjang terapi adalah kebiasaan merokok. Menurut para ahli, berhenti merokok tidak hanya sebagai bagian terapi pre-diabetes atau DM 2, melain kan juga menjadi bagian perubahan yang harus dilakukan bagi mereka yang sedang menjalni terapi untuk tekanan darah tinggi, kolesterol, penyakit jantung dan lain-lain.
Mengapa penurunan berat badan penting bagi Penderita Pre-diabetes
Penurunan berat badan (BB) pada dasarnya penting, karena hal itu akan berguna juga untuk membantu menurunkan kadar gula dalamdarah ( glikemik). Itu mengapa aktivitas fisik sangat penting, sebagai cara untuk membantu mengubah simpanan lemak dalam tubuh atau membakar glukosa menjadi energi, sehingga berefek mengurangi timbunan lemak tubuh. Ini pada gilirannya juga dapat membantu meningkatkan sensitivitas insulin.
Selain itu, aktivitas fisik juga dapat membantu mengurangi lemak dan makin banyaknya masa otot dalam tubuh, hal ini berguna untuk membantu mengurangi terjadinya resistensi insulin. Bonus lainnya adalah membantu memperbaiki hipertensi dan dislipidemia. (bersambung).