4. Atur pola makan anak
Mulailah dengan membatasi jenis makanan yang mudah mempengaruhi suasana hati, misalnya gula dan makanan yang mengandung gula (tidak termasuk buah) seperti permen, camilan bergula, cokelat, soft drink, roti manis, biskuit.
Termasuk makanan instan seperti mi. Beri makanan yang bisa memperkuat neurotransmitter pengendali stres, yaitu makanan yang kaya asam amino triptophan, vitamin B, vitamin C, dan E, betakaroten, asam folat, kalsium, magnesium, kalium, iron dan seng.
Meski zat gizi lain juga penting, namun jika anak sedang stres asupan zat-zat tersebut bisa ditingkatkan. Beri anak pisang, pepaya, mangga, jeruk, wortel, nasi merah, oatmeal, susu dalam bentuk yogurt yang kaya nutrisi tersebut di atas.
5. Selektif itu perlu
Selama anak dalam kondisi stres usahakan tidak memberi makanan yang sulit dicerna seperti daging berlemak, makanan gorengan. Dalam kondisi stres begini bukan hanya saraf kepala yang tegang, namun seluruh saraf tubuh, termasuk saraf pencernaan.
Tidak mengherankan jika proses pencernaan menjadi lebih lamban. Makanan yang tidak tercerna bisa memberi masalah baru yaitu toksin yang menyebabkan kegemukan dan gangguan kesehatan yang lain. (SA)