Masalahnya, di setiap porsi makan, pasien masih diperbolehkan makan nasi dan lauk pauk. Juga diizinkan menyantap makanan sumber karbohidrat olahan seperti roti dan kue. Inilah, yang sering membuat diabetesi kebablasan mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat.
Misalnya, di pagi hari sudah makan nasi dengan lauk pauk lengkap. Selingannya berupa kue atau roti. Makan siang nasi dan lauk pauk lagi. Dan yang paling banyak pasti nasi dan lauknya, sedangkan sayuran kurang dimakan.
Pada malam hari, kondisi ini berulang kembali. Maka, setiap hari tidak disadari bahwa terjadi ketidakseimbangan yaitu konsumsi karbohidrat paling besar, lebih besar dibanding yang lain. Inilah salah satu pemicu timbulnya craving.
Untuk menurut Andang Gunawan, ND, penulis buku Food Combining, pola makan sebaiknya disesuaikan dengan jam biologis tubuh. Jam biologis erat hubungannya dengan jenis hormon yang bekerja di dalam tubuh pada jam-jam tertentu.
Di siang hari, hormon tubuh yang dominan adalah adrenalin. Hormon ini memerlukan zat-zat gizi yang ada di makanan sumber protein. Karena itu, menu di siang hari sebaiknya dominan protein. Pada malam hari, hormon yang lebih aktif adalah melatonin dan serotonin. Hormon-hormon ini membuat tubuh lebih rileks. Zat gizi yang membantu aktivitas hormon ini adalah karbohidrat. (bersambung).