Kandungan pektin, serat larut dalam pisang juga dapat mengatasi konstipasi (sembelit) dengan membantu mendorong dan mengontrol gerakan usus hingga “urusan ke belakang” jadi lancar. Pisang juga mengandung fruktooligosakarida, serat yang berperan sebagai prebiotik – makanan bagi probiotik alias bakteri ‘baik’ di dalam usus. Ini akan meningkatkan jumlah bakteri ‘baik’ untuk melindungi usus dari serangan bakteri ‘jahat’.
Pisang juga sangat mudah dicerna karenanya sejak dulu, pisang telah dimanfaatkan sebagai makanan padat pertama bagi bayi. Pisang mudah dicerna karena kandungan lemaknya sangat rendah. Penelitian yang dimuat dalam Digestive Diseases and Sciences, terhadap 57 bayi laki-laki berusia 5-12 bulan yang mengalami diare dan diberi makan pisang selama 14 hari, menunjukkan bahwa terjadi penurunan berat tinja hingga 50 persen. Ini tandanya pencernaan bayi menyerap lebih banyak nutrisi.
5. Jaga kesehatan tulang
Dengan meningkatnya populasi bakteri ‘baik’ dalam usus, produksi vitamin dan enzim pencernaan akan meningkat. Akibatnya kemampuan usus untuk menyerap nutrisi, terutama kalsium juga ikut meningkat.
Penelitian di University of Kansas Medical Center menunjukkan bahwa kandungan kalium pisang juga bermanfaat mencegah hilangnya kalsium lewat urine akibat konsumsi makanan tinggi garam (natrium) sehingga dapat mencegah proses penipisan tulang.
Selain itu, pisang hijau mengandung asam lemak rantai pendek yang tidak bisa dicerna, yang merupakan makanan favorit bagi sel penyusun lapisan pelindung usus. Dengan sehatnya usus, otomatis penyerapan kalsium juga meningkat. (bersambung).