Kelancaran metabolisme inilah yang ikut menentukan sensitivitas endorfin, sehingga saat tubuh memerlukan, ia akan menyediakan pasokan dalam jumlah yang cukup. Selain itu, jalan kaki yang dilakukan minimal selama 30 menit juga merangsang produktivitas hormon tersebut. Jadi, jangan heran bila usai berjalan kaki (termasuk di mall!), kepala terasa enteng dan kita merasa lebih bahagia.
Mengoptimalkan kedua belahan otak
Beberapa ahli pun meyakini bahwa peran jalan kaki dalam mengatasi emosi negatif, stres, dan trauma, sebenarnya berpangkal dari mekanisme terapi bilateral (memanfaatkan kedua sisi tubuh untuk menyeimbangkan fungsi otak).
Menurut Thom Hartmann, psikoterapis dari Amerika, emosi negatif seperti stres, depresi, juga trauma, terjadi karena ada peristiwa yang terekam oleh otak dan terperangkap di hipokampus. Hipokampus merupakan salah satu bagian dari sistem limbik otak yang berfungsi merekam peristiwa selama sehari, untuk dijadikan tabungan memori jangka panjang.
Dalam keadaan normal, peristiwa yang kita alami setiap hari seharusnya tidak perlu disimpan di hipokampus karena akan diproses oleh sistem otak secara sempurna. Namun sayangnya, keadaan ini tidak berlaku jika peristiwa yang terekam adalah peristiwa yang kesannya terlalu kuat, atau terdiri dari beberapa peristiwa yang berbeda sekaligus.
“Bila ini terjadi, rekaman yang tidak selesai diproses akan muncul sebagai mimpi buruk. Sementara itu, sebagian rekaman lain tetap tertinggal di hipokampus dan dikenali otak sebagai tugas yang belum selesai,” tutur Hartmann dalam bukunya, Walking Your Blues Away. (bersambung).